KOMPAS.com - Pangeran Harry mengungkapkan tiga momen dalam hidup yang membuatnya merasa benar-benar tak berdaya.
Hal itu disampaikannya ketika menceritakan soal upayanya mencari terapi untuk manajemen amarah.
The Duke of Sussex mengatakan, dulu ia biasa menahan amarah karena dirinya menjadi bagian dari keluarga kerajaan dan selalu menjadi sorotan media.
Namun, perbincangan bersama sang istri, Meghan Markle, membuat Harry sadar bahwa dirinya membutuhkan bantuan.
"Dia tahu bahwa saya terluka dan beberapa hal yang ada di luar kendali membuat saya sangat marah, membuat darah saya seolah mendidih," ungkapnya kepada Dax Shepard di podcast the Armchair Expert, seperti dilansir Mirror.
Baca juga: Alasan Tak Ada Kisah Pangeran Harry dan Meghan Markle dalam The Crown
Putra bungsu Pangeran Charles dan Putri Diana itu menyebutkan tiga momen dalam hidup yang membuatnya benar-benar merasa tak berdaya sebagai anggota keluarga kerajaan dan merasa memerlukan bantuan terapi.
Pertama, momen masa kecilnya ketika ia berada di bangku belakang mobil bersama ibunya dan dikejar-kejar oleh paparazzi.
Kedua, saat berada di dalam helikopter apache ketika tugas militer di Afghanistan, dan ketiga ketika bersama istrinya.
Seperti yang kita ketahui, Harry dan Meghan telah memutuskan untuk meninggalkan kehidupan sebagai anggota senior keluarga kerajaan dan pindah ke California bersama putra mereka, Archie.
"Di usia 20-an saya merasa tidak mau pekerjaan ini, tidak mau berada di sini, tidak mau melakukan ini."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.