Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kita Melambaikan Tangan di Akhir Video Call, Kenapa?

Kompas.com - 17/05/2021, 15:00 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Cody Kennedy tidak pernah berencana untuk berbicara ekstra keras selama panggilan conference call yang dijalaninya.

Lelaki ini pun tidak pernah berencana untuk bersandar begitu dekat dengan kamera komputer, sehingga hampir apa pun di wajah -selain dahinya, terlihat oleh rekan-rekannya.

Dan, dia juga tidak pernah berencana untuk mengakhiri pertemuan virtual itu dengan senyuman ekstra lebar, serta lambaian tangan.

Baca juga: Tips Terlihat Profesional Saat Video Call

Tapi, rekaman percakapan video yang kemudian disaksikan ulang oleh Cody, ternyata sungguh membuat dia geli sendiri. 

Sebab, semua hal yang semua tak dia bayangkan bakal dilakukan, ternyata terjadi dalam video conference tersebut.

Bahkan, dia menyadari semua detail itu terjadi, tanpa tahu alasan di baliknya. "Saya tidak pernah merasa perlu untuk melambai secara langsung saat mengakhiri video call."

Demikian pengakuan lelaki 36 tahun yang menjadi  Kepala Komunikasi dan Pemasaran untuk Kota Olathe, Kansas, Amerika Serikat.

"Tapi, apa yang saya lakukan tadi?" sambung dia.

Meledaknya pandemi Covid-19 di dunia memaksa banyak orang untuk melakukan pertemuan virtual dengan bantuan teknologi, secara lebih sering. Termasuk Cody.

Dari kebiasaan baru dalam rapat virtual, atau pun seminar virtual di masa pandemi, banyak dari kita yang lalu menemukan keunikan dalam gaya hidup ini.

Namun para psikolog, ahli bahasa tubuh, dan mereka yang mempelajari komunikasi digital semuanya setuju, melambaikan tangan di akhir video call ataupun rapat virtual adalah hal yang baik.

Bahasa tubuh tersebut sekaligus menandakan bahwa menjaga jarak secara sosial selama 14 bulan terakhir tidak lantas menjadikan kita tidak kompeten lagi secara sosial.

Baca juga: Silaturahmi Online, Ini Cara Menghemat Kuota Google Meet dan Zoom

“Jika kita tidak melambaikan tangan di awal panggilan Zoom, apalagi di akhir, saya justru menjadi khawatir,” kata pakar bahasa tubuh Patti Wood.

Wood adalah penulis 10 buku sejenis, dia antaranya, "Snap: Making the Most of First Impressions, Body Language and Charisma”, “I would think, ‘Oh my gosh, are we ever going to recover from this?’"

Memang,media sosial dipenuhi dengan obrolan dari orang-orang yang mengaku tidak bisa menahan diri untuk tidak melambai di akhir video call.

Dan, banyak yang sama bingungnya dengan Cody, mengenai alasan mengapa mereka melakukan lambaian itu.

Para ahli mengatakan, ada beberapa faktor yang berperan dalam kondisi tersebut.

Kebiasaan pertemuan virtual menyediakan hubungan sosial pada saat banyak dari kita melewatkannya karena pandemi.

Lambaian tangan mampu mengirimkan sinyal yang jelas dan sopan, bahwa rapat telah selesai.

“Lambaian tidak hanya menciptakan suasana penutupan, tetapi juga -bagi sebagian orang, merupakan tanda penghormatan dan pengakuan."

"Sebuah penghargaan bahwa orang lain sudah memberi waktu dan bersedia melibatkan diri dengan kita," kata Erica Dhawan, penulis buku “Digital Body Language”.

Lambaian juga menggantikan isyarat nonverbal tradisional yang terjadi dalam rapat ketika orang akan pergi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com