Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kita Melambaikan Tangan di Akhir Video Call, Kenapa?

Kompas.com - 17/05/2021, 15:00 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

“Kita memperkuat pesan dengan sinyal yang lebih eksplisit, yakni melambaikan tangan."

"Sebab, sinyal bahasa tubuh 'tradisional' lain tidak terlihat, atau jauh lebih sulit untuk dibaca pada thumbnail di layar,” kata Dhawan.

Adapun mengapa gelombang cenderung terlalu dibesar-besarkan: "Kami ingin terlihat di dalam kotak itu," kata Wood.

Pandangan serupa diberikan oleh Marissa Shuffler, profesor psikologi organisasi industri di Clemson University yang mempelajari kesejahteraan tempat kerja dan efektivitas kerja tim.

“Saya pikir kita benar-benar berusaha memaksimalkan isyarat nonverbal ketika kita bisa."

"Karena kita tidak selalu dapat menjadi orang yang berkomunikasi, jika bukan kita yang aktif berbicara dalam rapat,” kata Shuffler.

Baca juga: Instagram Live Terbaru Punya Fitur seperti Zoom

“Ini adalah cara untuk memberi isyarat, yang menandakan pertemuan/percakapan pasti sudah berakhir."

"Kita semua menerima  bahasa tubuh semacam ini yang menandakan percakapan video bakal segera disudahi."

"Bahkan jika peserta lain tidak dapat mendengar suara kita, semoga mereka setidaknya dapat melihat kita," sebut dia.

Lantas bagaimana dengan rasa canggung yang masih muncul, seperti cerita pembuka di atas?

Fakta bahwa kita melihat diri kita sendiri di layar adalah kontributor utama perasaan ini, kata Wood.

Begitu banyak orang terpaku pada gambar mereka sendiri selama video meeting. Sehingga, Wood menyarankan kita untuk menutupi kotak wajah kita dengan lembaran Post-It.

"Jika tidak, kita akan menghabiskan sebagian besar waktu untuk melihat diri sendiri dan mengevaluasi diri," ujar dia.

Dia lalu menambahkan, wanita cenderung mengevaluasi diri dengan lebih "kritis" dalam momen semacam ini.

"Kamu melambai di penghujung sesi meeting, dan kemudian kita perlu beberapa detik untuk menemukan tombol keluar," kata Virginia Streeter.

Streeter adalah perempuan 27 tahun, mahasiswa pascasarjana pengembangan dan perencanaan masyarakat yang tinggal di Worcester, Massachusetts.

“Sebelum pandemi, pernahkah kita meninggalkan rapat dengan mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang?"

"Lucunya kemudian, dalam perjalanan pulang kita berakhir di dalam bus yang sama dengan peserta rapat tadi. Jadi rasanya seperti -beberapa detik- serupa,” sebut Streeter.

"Tapi tanpa melambaikan tangan, keluar dari rapat bakal terasa ada yang kurang," sebut dia.

"Rasanya seperti menutup telepon tanpa mengucapkan selamat tinggal," kata Streeter lagi.

 Masa depan pertemuan virtual

Para ahli berspekulasi bahwa lambaian tangan di penghujung pertemuan virtual dapat menggantikan interaksi tertentu.

Baca juga: Dengan Immersive View, Rapat di Zoom Kini Bisa Terasa Lebih Nyata

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com