"Bahkan jika peserta lain tidak dapat mendengar suara kita, semoga mereka setidaknya dapat melihat kita," sebut dia.
Lantas bagaimana dengan rasa canggung yang masih muncul, seperti cerita pembuka di atas?
Fakta bahwa kita melihat diri kita sendiri di layar adalah kontributor utama perasaan ini, kata Wood.
Begitu banyak orang terpaku pada gambar mereka sendiri selama video meeting. Sehingga, Wood menyarankan kita untuk menutupi kotak wajah kita dengan lembaran Post-It.
"Jika tidak, kita akan menghabiskan sebagian besar waktu untuk melihat diri sendiri dan mengevaluasi diri," ujar dia.
Dia lalu menambahkan, wanita cenderung mengevaluasi diri dengan lebih "kritis" dalam momen semacam ini.
"Kamu melambai di penghujung sesi meeting, dan kemudian kita perlu beberapa detik untuk menemukan tombol keluar," kata Virginia Streeter.
Streeter adalah perempuan 27 tahun, mahasiswa pascasarjana pengembangan dan perencanaan masyarakat yang tinggal di Worcester, Massachusetts.
“Sebelum pandemi, pernahkah kita meninggalkan rapat dengan mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang?"
"Lucunya kemudian, dalam perjalanan pulang kita berakhir di dalam bus yang sama dengan peserta rapat tadi. Jadi rasanya seperti -beberapa detik- serupa,” sebut Streeter.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.