KOMPAS.com - Hari buku nasional jatuh setiap tanggal 17 Mei di Indonesia. Warganet di Twitter beramai-ramai merayakannya sehingga menjadi trending pembahasan hari ini.
Sebanyak 2.868 kicauan dilontarkan untuk memeriahkan hari yang juga menandai berdirinya Perpustakaan Nasional ini.
Sebagian besar membagikan judul buku favoritnya sekaligus mengajak pengikutnya untuk gemar membaca.
Baca juga: Ketahui Manfaat Membaca Buku bagi Balita, Salah Satunya Kurangi Stres
Kebiasaan membaca memang menjadi salah satu perilaku positif yang dianjurkan termasuk untuk anak-anak.
Lebih baik lagi, kita sebagai orangtua disarankan untuk mengajarkan anak dengan buku sedari dini. Caranya dengan meluangkan waktu untuk membacakan buku bagi anak.
Seiring bertambahnya usia, hal ini bisa dimodifikasi dengan mengatur jadwal membaca buku bersama.
Kebiasaan ini dianggap akan bermanfaat bagi masa depan buah hati karena dapat meningkatkan wawasan.
Sayangnya, banyak orangtua yang saat ini merasa kesulitan membangun literasi anak sejak dini.
Baca juga: Membaca Buku di Luar Rumah Lebih Baik untuk Kesehatan, Kok Bisa?
Terlebih lagi dengan gempuran konten di media digital termasuk Youtube yang dirasa lebih mudah dinikmati.
Padahal ada banyak manfaat lainnya yang bisa dirasakan anak apabila orangtuanya rajin membacakan buku untuk anak.
Membacakan buku sebelum tidur bisa menjadi rutinitas bonding bagi orangtua dan anak.
Setelah aktivitas seharian yang sibuk, kebiasaan ini adalah momen spesial untuk menghabiskan waktu bersama.
Penelitian tahun 2008 membuktikan, membaca buku bersama dapat meningkatkan kualitas hubungan orangtua dan anak.
Mendengarkan cerita dibacakan dengan keras dapat membutuhkan sejumlah tingkat pemahaman untuk anak.
Hal ini sangat bergantung dengan konsentrasi dan perhatian, yang artinya kemampuan mendengarkan.
Penggunaan audio book juga memberikan nilai lebih untuk sesi membaca bersama anak karena adanya hiburan tambahan.
Jangan ragu untuk membacakan buku untuk anak sedari bayi, karena ini pun berdampak baik untuk perkembangan kognitif dan bahasa.
Baca juga: Perlu Tahu, Ini 6 Manfaat Luar Biasa Membaca Buku di Masa Pandemi
Dalam jangka panjang, ini baik untuk anak melakukan pemecahan masalah.
Selain itu, interaksi verbal dengan membacakan buku untuk anak mampu meningkatkan bahasa dan skor IQ yang lebih tinggi hingga usia 14 tahun.
Pakar dari National Center on Early Childhood Development menyatakan membacakan buku untuk anak membantu memperluas jumlah dan variasi kata yang mereka gunakan.
Ketika membaca buku, orangtua akan menggunakan nama hewan atau tumbuhan yang berbeda dan menggunakan lebih banyak kata sifat.
Daftar kata tersebut akan menjadi wawasan baru bagi anak.
Riset tahun 2019 juga membuktikan anak-anak yang secara teratur membaca selama lima tahun menjelang taman kanak-kanak akan terpapar 1,4 juta lebih banyak kata daripada anak-anak yang tidak membaca selama tahun-tahun itu.
Membacakan buku untuk anak dapat membantu mereka mengembangkan konsentrasi dan keterampilan diri.
Karena itu, mereka bisa memberikan perhatian lebih untuk penjelasan atau hal apapun di sekitarnya.
Baca juga: 10 Tips Mudah untuk Lebih Banyak Membaca Buku
Alasannya, ketika duduk diam dan mendengarkan kisah yang diceritakan, anak akan mengembangkan rentang perhatian yang lebih lama, dan bahkan melatih keterampilan retensi memori yang mulai berkembang.
Terbiasa dengan buku berpengaruh baik pada kreativitas anak baik dengan narasi fiksi maupun non fiksi.
Hal ini baik untuk mengembangkan minat dan ide, serta untuk memelihara kesehatan emosional.
Orangtua bisa membantu mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan di masa depan lewat buku.
Pasalnya, buku memberikan kesempatan untuk berbicara tentang situasi dunia nyata dengan cara yang sesuai dengan usia.
Membaca buku tentang subjek yang ditargetkan dapat membantu anak-anak untuk tidak merasa sendirian ketika mereka menghadapi sesuatu yang baru dan tidak nyaman.
Misalnya saja saat harus ke dokter gigi atau pindah sekolah.
Baca juga: 5 Cara Membuat Anak Senang Membaca Buku
Membaca buku memberikan anak panduan untuk menjalani pengalaman yang sulit atau rentang stres.
Misalnya saja berkenalan dengan teman baru di sekolah yang menunjukkan bahwa perasaan emosional yang dirasakan amat normal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.