Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2021, 15:25 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak dokter yang sering merekomendasikan Omega-3 kepada pasiennya untuk membantu menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kesehatan jantung.

Omega-3 tersebut bisa didapatkan dari ikan berlemak seperti salmon dan makarel, atau suplemen yang sering kali mengandung kombinasi asam eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA).

Belum lama ini, penelitian terbaru dari Intermountain Healthcare Heart Institute di Salt Lake City menemukan bahwa tingkat EPA yang lebih tinggi bisa menurunkan risiko penyakit jantung dan kematian pada pasien.

Namun, sayangnya, DHA justru mengurangi manfaat kardiovaskular dari EPA. Sehingga DHA yang lebih tinggi di semua tingkat EPA dapat memperburuk hasil kesehatan.

Baca juga: 14 Manfaat Omega 3 untuk Kesehatan

Hasil studi Intermountain yang memeriksa hampir 1.000 pasien selama periode 10 tahun itu telah dipresentasikan secara virtual di American College of Cardiology’s Scientific Session pada hari Senin (17/5/2021).

"Nasihat untuk mengonsumsi Omega-3 bagi kebaikan jantung sudah tersebar luas, tetapi penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tidak benar-benar mendukung hal ini untuk setiap omega-3."

Demikian yang dikatakan oleh peneliti utama sekaligus asisten dokter kardiovaskular di Intermountain Heart Institute, Viet T. Le, MPAS, PA.

"Temuan kami memperlihatkan bahwa tidak semua Omega-3 sama dan kombinasi EPA, serta DHA seperti yang sering ada di dalam suplemen dapat membatalkan manfaat yang diharapkan oleh penderita jantung," sambung dia.

Baca juga: Hati-hati, Kelebihan Protein Hewani Picu Penyakit Kardiovaskular

Dalam studi ini, peneliti  menggunakan registri INSPIRE atau database Intermountain Healthcare sejak tahun 1993 yang memiliki lebih dari 35.000 sampel darah dari hampir 25.000 pasien.

Melalui INSPIRE, peneliti mengidentifikasi 987 pasien yang menjalani studi angiografi koroner pertama yang didokumentasikan di Intermountain Healthcare antara tahun 1994 dan 2012.

Dari sampel darah tersebut, kadar EPA dan DHA yang bersirkulasi dalam darah mereka diukur.

Kemudian, para peneliti melacak pasien tersebut selama 10 tahun. Mereka mencari efek samping utama pada jantung, termasuk serangan jantung, stroke, gagal jantung yang memerlukan rawat inap, hingga kematian.

Para peneliti juga menemukan bahwa pasien dengan tingkat EPA tertinggi telah mengurangi risiko kejadian jantung utama.

Namun, ketika mengevaluasi bagaimana EPA dan DHA memengaruhi satu sama lain, mereka menemukan bahwa DHA yang lebih tinggi bisa menumpulkan manfaat EPA.

Baca juga: Khasiat Omega-3, Lindungi Otak dari Polusi Udara

Secara khusus, para peneliti mencatat, pasien dengan tingkat DHA yang lebih tinggi daripada EPA lebih berisiko mengalami masalah jantung.

Menurut Le, hasil ini meningkatkan kekhawatiran lebih lanjut tentang penggunaan kombinasi EPA / DHA, terutama melalui suplemen.

"Berdasarkan temuan ini dan temuan lainnya, kami masih dapat memberi tahu pasien untuk mengonsumsi makanan kaya Omega-3, tetapi kami tidak boleh merekomendasikan dalam bentuk pil sebagai suplemen atau produk resep gabungan (EPA + DHA)," terangnya.

"Data kami menambah kekuatan lebih lanjut pada temuan studi REDUCE-IT tahun 2018 bahwa produk resep khusus EPA dapat mengurangi kejadian penyakit jantung," imbuh dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com