Pisang berukuran sedang mengandung sekitar 517 miligram potasium, atau 11 persen dari angka kecukupan gizi, dan kekurangan kadar ini terkait dengan kasus kram otot.
Sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan di PLOS One menemukan, pisang efektif dalam mengurangi peradangan pasca-olahraga.
Disebutkan, pisang mampu menghasilkan tingkat dopamin yang lebih tinggi dalam sirkulasi pada atlet pasca-latihan, daripada minuman pemulihan olahraga berbasis karbohidrat.
Artinya, kekurangan "pisang" dalam menu makanan dapat menyebabkan keausan pasca menjadi lebih lama pulih.
Mengonsumsi pati resisten dari tepung pisang mentah sebelum makan, menghasilkan penurunan 14 persen asupan kalori berikutnya.
Demikian kesimpulan sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam Journal of Functional Foods.
Memang, perubahan kimiawi yang sama dalam tubuh lebih kecil kemungkinannya terjadi pada pisang yang matang, namun, pisang tetap dapat menurunkan berat badan.
Jika kita kerap terserang flu, mungkin ada baiknya memasukkan pisang dalam menu makanan harian.
Sebuah tinjauan tahun 2020 dari penelitian yang diterbitkan di PNAS menemukan, lektin pisang yang direkayasa (sejenis serat pengikat gula yang tidak dapat dicerna) memiliki khasiat antivirus terhadap beberapa jenis influenza.
Baca juga: Makan Pisang Setelah Olahraga Ternyata Punya Manfaat Besar bagi Tubuh
Meskipun pisang dapat mendukung kesehatan kekebalan, namun jelas pisang tidak bisa diandalkan sebagai "senjata" tunggal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.