KOMPAS.com - Entah dicampur menjadi smoothie atau mengupas dan menyantapnya sebagai camilan, pisang tetap merupakan pilihan yang murah dan praktis.
Tak hanya itu, pisang pun enak dan mampu memberikan tambahan nutrisi bagi tubuh, seperti kalium, magnesium, hingga vitamin C.
Namun, jika kita termasuk di antara banyak orang yang tidak mengonsumsi pisang karena diet rendah karbohidrat, kita mungkin mengalami beberapa perubahan kesehatan yang mengejutkan.
Baca juga: Mengapa Kucing Benci Pisang?
Di bawah ini akan diuraikan potensi efek samping saat berhenti mengonsumsi pisang.
Pisang —khususnya pisang mentah, merupakan sumber pati resisten yang sangat baik.
Pati resisten memiliki efek prebiotik, artinya memberi makan bakteri sehat di saluran pencernaan.
Sehingga, jika kita menghentikan pisang dari menu diet, maka kita dapat menghilangkan bakteri usus menguntungkan.
Berdasarkan artikel penelitian tahun 2013 yang diterbitkan Frontiers in Immunology, serat prebiotik yang cukup dapat membantu memberikan dukungan pada sistem kekebalan tubuh.
Menghentikan makanan prebiotik, seperti pisang, dapat membuat kekebalan tubuh berkurang, hingga membuat kita lebih rentan terhadap penyakit.
Ketika kita mau meningkatkan performa latihan tanpa beralih ke protein bar atau pun minuman olahraga lain, cobalah beralih ke pisang.
Baca juga: Menakar Manfaat Pisang dari Warna Kulitnya, Begini Caranya
Pisang berukuran sedang mengandung sekitar 517 miligram potasium, atau 11 persen dari angka kecukupan gizi, dan kekurangan kadar ini terkait dengan kasus kram otot.
Sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan di PLOS One menemukan, pisang efektif dalam mengurangi peradangan pasca-olahraga.
Disebutkan, pisang mampu menghasilkan tingkat dopamin yang lebih tinggi dalam sirkulasi pada atlet pasca-latihan, daripada minuman pemulihan olahraga berbasis karbohidrat.
Artinya, kekurangan "pisang" dalam menu makanan dapat menyebabkan keausan pasca menjadi lebih lama pulih.
Mengonsumsi pati resisten dari tepung pisang mentah sebelum makan, menghasilkan penurunan 14 persen asupan kalori berikutnya.