Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Terlalu Nakal, Tuduhan Tak Berdasar atau Kenyataan?

Kompas.com - 19/05/2021, 17:00 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anak-anak yang aktif dan lincah sering dianggap terlalu nakal. Banyak orangtua merasa frustasi karena tak bisa mengatur perilaku anaknya.

Masyarakat sering melabeli anak dengan kata nakal jika kerap bertingkah aktif dan sulit menuruti kata orangtua.

Pelabelan ini sudah menjadi budaya yang mengakar di masyarakat dan berpengaruh pada pola pengasuhan.

Baca juga: Ini Lho, Gaya Pengasuhan Anak Keluarga Kerajaan Inggris

Namun, benarkah ada anak yang terlalu nakal atau itu hanya stigma yang selama ini bertahan di masyarakat?

Resnia Novitasari, S.Psi., MA, dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) berpendapat istilah anak nakal sebenarnya tidak jelas definisinya.

"Istilah nakal ini menjadi sangat subjektif bagi masing-masing orang, selain itu istilah ini menjadi label kepribadian anak yang belum tentu koheren dengan perilaku sebenarnya," kata dia.

Perilaku anak yang dianggap negatif ini bisa disikapi berbeda oleh orangtua masing-masing.

Misalnya saja anak yang kritis atau suka bertanya, akan diapresiasi baik oleh orangtua yang siap memfasilitasinya.

Sedangkan bagi yang tidak siap, bisa saja dianggap sebagai tingkah badung anak.

Menurut dia, istilah nakal biasanya label yang ditujukan bagi anak yang melanggar aturan atau norma, agresif pada lingkungan sosial, atau pada tingkat yang ekstrem mengalami gangguan emosional dan perilaku.

Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan kenakalan anak sebenarnya ada jenisnya.

Baca juga: Contek Model Pengasuhan Orang Denmark agar Anak Lebih Bahagia

Seringkai tingkah anak hanyalah proses eksplorasi mereka untuk mempelajari hal baru.

Sikapnya itu hanya menjadi wujud ekspresi dan kreasi dari apa yang diketahui dan dirasakan di fase tersebut.

Meski demikian, anggapan terlalu nakal bisa dibenarkan apabila perilaku anak sudah cenderung masuk dalam kategori patologis.

Kondisi ini ditandai dengan perilaku yang merugikan dan menyakiti orang lain, diri sendiri, dan sekitarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com