KOMPAS.com - Anak-anak yang aktif dan lincah sering dianggap terlalu nakal. Banyak orangtua merasa frustasi karena tak bisa mengatur perilaku anaknya.
Masyarakat sering melabeli anak dengan kata nakal jika kerap bertingkah aktif dan sulit menuruti kata orangtua.
Pelabelan ini sudah menjadi budaya yang mengakar di masyarakat dan berpengaruh pada pola pengasuhan.
Baca juga: Ini Lho, Gaya Pengasuhan Anak Keluarga Kerajaan Inggris
Namun, benarkah ada anak yang terlalu nakal atau itu hanya stigma yang selama ini bertahan di masyarakat?
Resnia Novitasari, S.Psi., MA, dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) berpendapat istilah anak nakal sebenarnya tidak jelas definisinya.
"Istilah nakal ini menjadi sangat subjektif bagi masing-masing orang, selain itu istilah ini menjadi label kepribadian anak yang belum tentu koheren dengan perilaku sebenarnya," kata dia.
Perilaku anak yang dianggap negatif ini bisa disikapi berbeda oleh orangtua masing-masing.
Misalnya saja anak yang kritis atau suka bertanya, akan diapresiasi baik oleh orangtua yang siap memfasilitasinya.
Sedangkan bagi yang tidak siap, bisa saja dianggap sebagai tingkah badung anak.
Menurut dia, istilah nakal biasanya label yang ditujukan bagi anak yang melanggar aturan atau norma, agresif pada lingkungan sosial, atau pada tingkat yang ekstrem mengalami gangguan emosional dan perilaku.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.