Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mudah Kenalkan Literasi Digital kepada Anak Sejak Dini

Kompas.com - 20/05/2021, 16:00 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Literasi digital adalah konsep yang harus dikuasai buah hati dalam menghadapi masa depan yang sarat akan teknologi.

Presiden Joko Widodo pun sering menyebutkan pentingnya literasi digital untuk meningkatkan kapasitas diri.

Hal ini tentu saja benar jika melihat betapa masifnya penggunaan teknologi dan internet saat ini.

Literasi digital bukan hanya soal mampu mengirim surat elektronik, mengoperasikan akun media sosial, dan memanfaatkan aplikasi e-commerce.

Baca juga: 10 Fakta Literasi Digital, Istilah yang Sering Digaungkan Jokowi

Seseorang yang melek digital dituntut mampu memahami dunia digital dengan lebih dalam.

Misalnya saja mampu membuat situs dan aplikasi sederhana, memahami hak-hak digital, menyadari bahaya internet, dan mengetahui cara agar tetap aman secara digital.

Begitu besar pengaruhnya di masa depan, kita wajib mengajarkan hal ini kepada anak sejak usia dini.

Harapannya, mereka akan tumbuh menjadi individu yang berwawasan dan berdaya dalam perkembangan teknologi di masa depan.

Nantinya mereka bisa menggunakan teknologi secara efektif dan aman.

Sebaliknya, anak bisa menjadi korban teknologi apabila hanya menjadi pengguna tanpa pemahaman yang memadai.

Ada beberapa cara mudah untuk mengajaran literasi digital sedari dini untuk anak. Kita bisa mengaplikasikannya dengan harapan anak semakin terbiasa dan memahami konsepnya.

Baca juga: Dosen Tiktok Ini Soroti Kemampuan Literasi Digital Para Milenial

  • Bicarakan soal dunia digital dan pentingnya keamanan internet

Ajari anak cara kerja internet dan cara menggunakannya dengan benar untuk keuntungan mereka.

Tanamkan dasar pencarian di internet dan cara mengevaluasi informasi yang ditemukan di dunia maya.

Penting bagi mereka untuk mengetahui bahwa tidak semua yang ditemukan di internet benar. Sampaikan soal adanya berita hoax dan cara mengidentifikasinya.

Kita juga perlu memberi tahu anak soal bahaya yang mengintai dari penggunaan media sosial. Misalnya saja kekerasan daring, peretasan, dan pencurian identitas.

Orangtua bisa mengadaptasi kurikulum anak dari Google yang berjudul "Be Internet Awesome".

Ada lima faktor penting yang harus dikuasai oleh anak dalam memahami dunia internet yaitu berbagi dengan hati-hati (be internet smart), jangan terpikat pada hal palsu (be internet alert), dan amankan rahasia (be internet strong).

Lalu, menjadi "ramah" internet (be internet kind), dan saat ragu, bicaralah (be internet brave).

  • Diskusikan soal cyberbullying

Perundungan di dunia siber semakin marak terjadi belakangan ini. Anak kita bisa saja menjadi korban atau pelakunya tanpa disadari.

Anak di bawah umur memang lebih rentan pada cyberbullying karena tidak sepenuhnya memahami batasan internet.

Ajari mereka untuk bersikap baik di internet seperti di dunia nyata.

Baca juga: Anak Asyik dengan Gadget, Waspadai Bahaya Digital Eye Strain

Sebaliknya, jangan ragu meminta pertolongan apabila terjebak dalam situasi tersebut.

Connect Safely, organisasi non profit yang bergerak dalam edukasi internet menyarankan orangtua untuk selalu mengawasi aktivitas anak, termasuk di internet.

Jika menjadi korban, simpan bukti pendukung, laporkan ke pihak berwajib, dan hindari pembalasan online.

  • Mendorong penggunaan produk digital

Aplikasi termudah dari literasi digital adalah mengajak anak menggunakan produk digital. Kita sebenarnya sudah sangat terbantu selama masa pandemi ini.

Anak diharuskan belajar dengan metode jarak jauh, sehingga lebih familiar dengan perangkat dan aplikasi digital.

Kembangkan pengalaman ini dengan menggunakannya bersama-sama. Misalnya mencoba aplikasi baru agar anak dapat memahami tujuan dan manfaat program tersebut.

  • Melakukan pembelajaran digital

Anak saat ini sudah terbiasa dengan penggunaan surel dan dokumen digital lainnya untuk kebutuhan sekolah.

Ajak anak mempelajari sektor lainnya misalnya memotret dan mengeditnya di software untuk meningkatkan kualitasnya.

Kurikulum ini bisa disesuaikan dengan minat dan kemampuan anak. Anggaplah ini sebagai ekstra kurikuler yang diberikan untuk anak.

Baca juga: Ghosting Generasi Digital, Tak Melulu soal Asmara

Bisa juga mendaftarkan buah hati dalam kursus atau program pembuatan aplikasi yang sesuai dengan usianya.

  • Terapkan batasan teknologi

Banyak orangtua kewalahan membatasi penggunaan teknologi oleh anaknya khususnya media sosial.

Hindari hal ini dengan menerapkan batasan teknologi sejak awal termasuk waktu, durasi, dan jenis teknologi yang boleh dipakai.

Saat ini ada banyak produk digital yang menyediakan fitur khusus bagi orangtua untuk mengontrol penggunaan internet oleh anaknya.

Misalnya fitur penguncian pada kanal konten berbayar atau aplikasi yang dapat memantau jumlah penggunaan internet, dan laman yang dikunjungi oleh anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com