Kiat Membeli Furnitur Berkelanjutan yang Ramah Lingkungan

KOMPAS.com - Akibat krisis lingkungan, banyak orang menyadari perlunya melindungi bumi. Kesadaran ini diikuti dengan permintaan untuk perabotan ramah lingkungan yang berkelanjutan (sustainable).

Furnitur ramah lingkungan atau berkelanjutan dibuat dari bahan daur ulang atau bahan yang bisa didaur ulang jika furnitur tersebut sudah tidak bisa dipakai.

Namun dalam membeli perabotan berkelanjutan, kita perlu memilih dengan cermat karena banyak produk yang diklaim sustainable, padahal faktanya tidak.

Baca juga: Bagaimana Cara Menjual Furnitur Bekas yang Ingin Disingkirkan?

Berikut sejumlah tips yang dapat memudahkan kita untuk membeli furnitur berkelanjutan.

1. Melakukan riset pasar

Saat ingin membeli furnitur ramah lingkungan, hal pertama yang harus diingat adalah melakukan riset menyeluruh tentang penjualnya.

Banyak perusahaan mengklaim produk furnitur terbuat dari 100 persen sumber daya organik, namun produk tersebut diproses dari bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia.

Jangan pernah ragu untuk bertanya tentang bahan yang digunakan dan cara perusahaan memperlakukan furnitur tersebut.

Baca juga: 8 Furnitur Penting yang Harus Dimiliki di Rumah Baru

PIXABAY/FREE-PHOTOS Ilustrasi furnitur.

2. Meneliti bahan baku yang digunakan

Seluruh tujuan pembelian furnitur ramah lingkungan adalah untuk mendukung lingkungan dengan bahan daur ulang.

Oleh karena itu, kita harus mengetahui jenis bahan yang dapat didaur ulang pada furnitur berkelanjutan.

Hindari membeli hybrid furniture karena jenis furnitur ini tidak bisa didaur ulang setelah dipakai.

Baca juga: Tak Perlu Beli Baru, Coba 4 Kreasi Furnitur Daur Ulang Sambut Lebaran

3. Mencari furnitur berbahan dasar bambu

Dalam hal furnitur berkelanjutan, bambu adalah bahan yang paling ramah lingkungan. Bahan ini tahan lama dan serbaguna, sehingga bisa diolah menjadi furnitur modern.

Bambu merupakan sumber daya alam natural dan terbarukan, dan furnitur yang terbuat dari bambu relatif lebih sehat karena tidak ada kandungan kimia yang digunakan.

Baca juga: Melirik Kapas yang Berkelanjutan untuk Cegah Kerusakan Lingkungan