Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Mau Kompres Es untuk Sakit Otot? Coba Pikirkan Lagi

Kompas.com - 21/05/2021, 11:34 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber NY Times

Para ilmuwan mengumpulkan 40 tikus jantan yang muda dan sehat. Dengan menggunakan rangsangan listrik pada kaki bagian bawah, ilmuwan mengontraksikan otot betis berulang kali.

Simulasi ini dilakukan untuk menimbulkan sensasi dari latihan yang panjang, melelahkan di gym.

Otot hewan pengerat, seperti otot manusia, terdiri dari serat yang meregang dan berkontraksi dengan gerakan apa pun.

Membebani serat tersebut secara berlebihan selama aktivitas yang tidak biasa atau sangat berat, akan merusaknya.

Setelah penyembuhan, otot yang terkena dan seratnya akan tumbuh lebih kuat dan lebih mampu menahan kekuatan yang sama pada saat berolahraga lagi.

Tapi proses penyembuhan ituyang menarik minat para peneliti. Apakah icing akan mengubahnya.

Jadi, para peneliti mengumpulkan sampel otot dari beberapa hewan segera setelah simulasi pengerahan tenaga.

Lalu, mereka mengikatkan kantong es kecil ke kaki sekitar setengah dari tikus, sementara sisanya tidak didinginkan.

Para ilmuwan terus mengumpulkan sampel otot dari anggota kedua kelompok tikus setiap beberapa jam.

Mereka juga memantau perkembangan setelah latihan semu tadi, selama dua minggu berikutnya.

Kemudian, dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis terhadap semua jaringan, dengan fokus khusus pada apa yang mungkin terjadi dengan sel-sel inflamasi.

Baca juga: Bisa Jadi Tanda Bahaya, Jangan Anggap Sepele Nyeri Otot

Sebagian besar manusia mengalami peradangan sebagai respons pertama tubuh terhadap infeksi atau cedera, dengan sel-sel kekebalan pro-inflamasi bergerak ke area yang terkena.

Respons itu terjadi untuk melawan kuman yang menyerang, atau membersihkan jaringan dan puing-puing seluler yang rusak.

Sel-sel anti-inflamasi kemudian masuk, menenangkan radang inflamasi, dan mendorong terbentuknya jaringan baru yang sehat.

Tetapi, peradangan sering kali disertai dengan rasa sakit dan bengkak, yang lalu penanganannya biasa dilakukan banyak orang dengan menggunakan es.

Halaman:
Sumber NY Times
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com