Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/05/2021, 12:56 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Banyak orang salah kaprah tentang asam urat dan menganggapnya sebagai penyakit.

Padahal, asam urat adalah bahan kimia yang diproduksi saat tubuh memecah makanan mengandung senyawa organik yang disebut purin.

Makanan dan minuman mengandung purin tinggi antara lain hati, teri, makerel, anggur, dan lainnya. Tapi, purin juga diproduksi melalui proses alami pemecahan sel dalam tubuh.

Kebanyakan asam urat larut dalam darah, disaring melalui ginjal, dan dikeluarkan melalui urine.

Tapi, terkadang tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau tidak cukup menyaringnya.

Kelainan yang terjadi ketika tubuh memiliki terlalu banyak asam urat disebut hiperurisemia.

Kadar asam urat tinggi dikaitkan dengan kondisi yang disebut gout. Gout adalah salah satu bentuk artritis yang menyebabkan pembengkakan pada persendian, terutama di kaki dan jempol kaki. Namun, kondisi ini kemudian lebih populer disebut penyakit asam urat.

Jadi, penyebab penyakit asam urat adalah ketika kadar asam urat di dalam tubuh terlalu tinggi.

Namun, penyebab asam urat tinggi tidak selalu dapat dipastikan, meskipun faktor genetik dan lingkungan, seperti pola makan dan kesehatan, juga berpengaruh.

Beberapa penyebab asam urat tinggi antara lain:

  • Sindrom metabolik.
  • Minum alkohol.
  • Jenis kelamin pria (lebih sering terjadi pada pria).
  • Tekanan darah tinggi.
  • Diabetes
  • Pola makan tinggi purin.
  • Konsumsi makanan atau minumn yang diuretik.

Lalu, berapa kadar asam urat normal pada setiap orang?

Baca juga: 7 Gejala Asam Urat yang Tak Boleh Diabaikan

Asam urat normal

Jadi, asam urat dalam darah adalah normal. Namun, kadar asam urat yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari kisaran yang sehat bisa mengakibatkan gangguan kesehatan.

Kadar asam urat tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit asam urat.

Sementara kadar asam urat rendah merupakan hal yang tidak biasa, tetapi ini mungkin terjadi jika seseorang mengeluarkan terlalu banyak asam urat dari tubuhnya sebagai limbah.

Berapa asam urat normal? Berikut panduannya:

  • Rendah: di bawah 2,5 mg/dl (pria), di bawah 1,5 mg/dl (wanita).
  • Normal: 2,5–7,0 mg/dl (pria), 1,5–6,0 mg/dl (wanita).
  • Tinggi: di atas 7,0 (pria), di atas 6,0 (wanita).

Seseorang mungkin memerlukan tes asam urat untuk mengetahui apakah asam urat normal atau tidak.

Tes asam urat dilakukan dengan mengukur jumlah asam urat dalam darah atau urine. Ini dapat dilakukan ketika seseorang sudah mulai merasakan gejala asam urat.

Asam urat rendah atau tinggi tidak selalu menunjukkan gejala. Gejalanya juga mungkin tidak akan timbul hingga seseorsng memiliki kadar asam urat tidak normal yang sudah berlangsung pada periode yang lama, yang pada akhirnya dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Baca juga: 5 Jenis Makanan Pantangan Penderita Asam Urat

Beberapa gejala asam urat yang berkaitan dengan kadar asam urat tinggi, termasuk:

  • Sendi yang nyeri atau bengkak.
  • Sendi terasa hangat saat disentuh.
  • Kulit mengkilap dan berubah warna di sekitar persendian.

Kadar asam urat tinggi juga bisa menyebabkan batu ginjal, yang gejalanya termasuk:

  • Sakit punggung.
  • Sakit di bagian tubuh samping.
  • Ingin buang air kecil lebih sering.
  • Urine keruh, berbau tidak biasa, atau mengandung darah.
  • Mual atau muntah.

Sedangkan kadar asam urat rendah sebetulnya tidak umum terjadi. Namun, gejalanya bisa termasuk frekuensi buang air kecil yang lebih sering daripada biasanya, yang pada akhirnya menyebabkan dehidrasi jika tidak disertai minum banyak air.

Baca juga: Apakah Penyakit Asam Urat Bisa Sembuh?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com