KOMPAS.com - Lady Gaga mengaku mengalami psychotic break akut pasca jadi korban perkosaan oleh salah satu produser musik.
Kondisi ini membuatnya tak bisa hidup normal dan mengganggunya sampai saat ini. Penyanyi berjuluk Mother Monster ini mengatakan ia kerap merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya selama berminggu-minggu.
Meski telah melakukan berbagai pemeriksaan di rumah sakit, tak ditemukan sakit fisik apapun di tubuhnya. Belakangan ia divonis menderita PTSD (post-traumatic stress disorder) setelah mengalami 'total psychotic break' selama beberapa tahun.
Istilah psychotic break mungkin bukan hal yang sering didengar oleh masyarakat awam. Namun kata ini akrab bagi para penderita kesehatan mental khususnya gangguan psikotik.
Baca juga: Lady Gaga Mengaku Jadi Korban Perkosaan di Usia 19 Tahun
Kondisi psychotic break merujuk pada episode kambuhnya gejala psikosis yang dialami oleh penderitanya. Bentuknya berupa gangguan berpikir, persepsi dan berbagai jenis lainnya.
Dikutip dari laman NAMI, National Alliance on Mental Illness, psychotic break terjadi selama kurun waktu tertentu. Carlos Larrauri salah satu penderitanya mengaku mengalami berbagai gejala yang sebenarnya bisa jadi peringatan dini.
Namun hal ini lambat disadari olehnya sehingga kondisinya memburuk. Ia mulai begadang, bicara sendiri semalaman dan sulit berkonsentrasi.
Perilakunya memburuk ketika mulai mengisolasi dirinya sendiri, berhenti mandi, makan di dekat tong sampah dan memungut rokok sisa dari lantai.
Karena itu, sebenarnya penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat pada waktunya.
Baca juga: Simak, 5 Aktivitas Fisik Sederhana untuk Kesehatan Mental
Sayangnya seringkali penderita gangguan psikotik tidak mendapatkan pertolongan yang memadai sampai mengalami psychotic break ketika gejalanya memburuk.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.