KOMPAS.com - Pemerintah berencana meluncurkan program Work From Bali (WFB) untuk menyelamatkan industri pariwisata Pulau Dewata ini.
Aparatur Sipil Negara (ASN) dari tujuh kementriaan termasuk Kementriaan ESDM, Kementrian Perhubungan dan Kementriaan PUPR akan diberangkatkan untuk bekerja secara jarak jauh di Bali.
Ditargetkan sekitar 25 persen ASN dari kementrian di bawah Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi akan tinggal dan bekerja selama beberapa waktu di sana.
Harapannya, keberadaan abdi negara dapat meningkatkan okupansi hotel di Bali yang anjlok selama pandemi.
Baca juga: Pariwisata Bali Sekarat, Pemerintah Luncurkan Program Work From Bali
Bekerja secara jarak jauh dari lokasi wisata sebenarnya bukan hal yang baru. Para digital nomad telah melakukannya selama beberapa waktu belakangan.
Biasanya mereka adalah para pekerja lepas, paruh waktu, atau karyawan perusahaan dunia yang telah mengadaptasi sistem remote sejak lama. Kerapkali mereka berpindah lokasi setelah sekian waktu agar tak merasa jenuh.
Bali bahkan sering jadi destinasi pekerja digital di seluruh dunia. Biaya hidup yang terjangkau, lingkungan yang nyaman dan berbagai kemudahan lainnya menjadi beberapa alasan utamanya.
Namun bukan berarti tidak ada implikasi lain yang keputusan kerja jarak jauh ini.
Baca juga: Masih WFH? Ini Dia Barang-barang yang Harus Sering Dibersihkan
Jika berkesempatan untuk ikut dalam program WFB, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan sebelum hijrah ke Bali.
Ingat, tujuan utamanya adalah bekerja bukan berwisata. Karena itu, carilah akomodasi yang cocok untuk kebutuhan tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.