Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2021, 16:07 WIB
Intan Pitaloka,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memerhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pencernaan memang perkara yang penting.

Mulai dari seberapa sering frekuensi buang air besar harian, sulit atau mudahnya buang air besar, bahkan warna dan bentuk dari feses, bisa menjadi tanda.

Jangan anggap remeh beberapa tanda yang mungkin bisa terjadi, karena bisa saja itu menunjukkan suatu hal yang berbahaya dan serius, serta perlu penanganan khusus dari dokter.

Ada delapan tanda bahwa pencernaan kita mungkin saja sedang bermasalah.

1. Sembelit

Sembelit didefinisikan sebagai buang air besar tiga kali atau lebih sedikit dalam seminggu.

Baca juga: Menahan Buang Air Besar, Apa Risikonya?

Jika kita mengalami kondisi ini, kemungkinan besar tinja akan keras, kering, dan nyeri saat dikeluarkan.

Bahkan, sembelit juga bisa membuat kita mengalami nyeri punggung bawah.

Jika kita baru saja beralih pada diet rendah karbohidrat atau keto, mungkin kita akan mengalami sembelit.

Pola makan diet ini biasanya cenderung tinggi protein, tetapi sangat rendah serat.

Sedangkan serat bisa meningkatkan massa dan ukuran feses, dan mempermudah buang air besar.

Namun, sayangnya kebanyakan orang tidak mendapatkan serat yang cukup.

Menurut National Institutes of Health, pria seharusnya mengonsumsi sekitar 38 gram serat sehari, dan wanita sekitar 25 gram.

Mark Pimentel, MD, ahli gastroenterologi Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles mengatakan, mengonsumsi lebih banyak serat tidak terlalu membantu mempermudah buang air besar.

Hal ini perlu didukung dengan asupan air yang cukup pula untuk tubuh.

Dia juga mengungkapkan, sembelit bisa diakibatkan karena sindrom iritasi usus besar (IBS).

Untuk mengatasinya, kita bisa minum obat pencahar, atau jika sudah berlebihan, ada baiknya untuk ke dokter.

Baca juga: Buang Air Besar Terasa Nikmat, Kenali 3 Penyebabnya

Lalu, ketika buang air besar, usahakan untuk tidak berlama-lama berjongkok atau duduk diam di toilet, apalagi sampai bermain game sambil buang air besar.

"Karena ini bisa saja menyebabkan wasir atau pembuluh darah abnormal," Scott David Lippe, MD, ahli gastroenterologi di New Bridge Medical Center, Paramus, New Jersey.

2. Diare

Diare biasanya ditandai dengan tinja yang encer, dan disebabkan oleh beberapa faktor yang berbeda-beda, salah satunya karena virus.

Menurut American College of Gastroenterology, jika diare dialami selama kurang dari dua minggu, maka itu disebut dengan diare 'akut'.

Namun, jika ini terjadi selama lebih dari empat minggu, maka bisa digolongkan sebagai diare kronis.

Diare berdarah bisa menjadi salah satu tanda penyakit radang usus seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, yang merupakan kondisi autoimun yang merusak saluran pencernaan. 

Diare dapat menyebabkan dehidrasi, jadi pastikan untuk minum banyak cairan, seperti kaldu atau minuman olahraga berisotonik.

Penderita penyakit Crohn atau kolitis ulserativa perlu mengonsumsi obat anti-inflamasi, obat antidiare, dan pencahar, mengubah gaya hidup, atau, dalam beberapa kasus, perlu untuk menjalani operasi.

3. Feses kecil-kecil

Ketika buang air besar, kita melihat feses atau kotoran kecil-kecil, kurus, tidak seperti biasanya.

Baca juga: Apakah Makan Salak Menyebabkan Susah Buang Air Besar?

Kotoran mungkin tidak bisa keluar, atau mungkin sulit keluar karena penyumbatan di usus besar atau rektum.

Ini bisa saja menjadi tanda bahwa adanya penyempitan atau penyumbatan yang dapat disebabkan oleh kanker, seperti kanker usus besar.

Namun, jangan panik. Ada alasan lain mengapa tinja berbentuk seperti itu. Bicaralah dengan dokter untuk mengetahui jelas penyebabnya. 

4. Feses mengambang

Lippie mengatakan, apabila feses terlihat mengambang, bisa saja ini karena jumlah gas yang berlebihan, dan menjadi tanda bahwa tubuh tidak menyerap nutrisi dengan benar.

Ini mungkin bukanlah masalah yang besar, namun jika ini masih saja terjadi beberapa hari ke depan, diikuti dengan penurunan berat badan, ada baiknya untuk segera ke dokter.

5. Feses berminyak

"Jika ada minyak di feses, tubuh mungkin tidak dapat mencerna lemak. Ini bisa disebabkan oleh penyakit celiac atau ada masalah pada pankreas, organ yang bertugas melepaskan enzim yang membantu pencernaan," kata Lippe.

Selain itu, bisa saja permasalahan ini diakibatkan adanya gangguan atau adanya masalah dengan hati, kandung empedu, atau usus kecil.

6. Feses berlendir

"Lendir di kotoran mungkin menyiratkan iritasi dan pembengkakan usus besar,” kata Dr. Lippe.

Baca juga: 7 Jenis Sayur dan Buah untuk Mengatasi Sembelit

Pergilah untuk berkonsultasi ke dokter mengenai kemunculan lendir secara teratur di feses, terutama jika ada darah, atau mengalami perubahan pada kebiasaan buang air besar.

7. Ada darah pada feses

"Feses yang sehat cenderung berwarna kecoklatan," kata Dr. Pimentel.

Feses berwarna kemerahan atau hitam mungkin menandakan adanya pendarahan. Hal ini bisa saja disebabkan karena robekan di anus, kanker usus besar, atau polip prakanker.

Namun, bisa juga karena kamu mengonsumsi makanan dan minuman yang berwarna mencolok seperti bit.

Secara umum, semakin gelap feses, semakin tinggi perdarahan di saluran gastrointestinal (GI).

Sebaliknya, darah merah cerah menunjukkan darah berasal dari bagian yang dengan dekat anus, yang menunjukkan bisa jadi akibat wasir atau fisura anus.

Baca juga: 6 Penyebab Sembelit Selama Bulan Puasa dan Cara Mengatasinya

8. Perubahan jadwal buang air besar

Perubahan jadwal atau kebiasaan buang air besar yang tiba-tiba berubah juga perlu menjadi hal yang perlu diperhatikan.

Jika ini berdampak begitu serius, ada baiknya untuk ke dokter, agar mengetahui secara jelas apa penyebabnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com