Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengatasi Perasaan Insecure di Usia 30 Tahun

Kompas.com - 25/05/2021, 15:00 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perasaan insecure rentan dirasakan orang yang berusia 30 tahun ketika menyaksikan kesuksesan teman seusianya.

Ada stigma yang berkembang di masyarakat bahwa usia kepala tiga seharusnya menjadi awal kesuksesan seseorang. Hal ini termasuk pendidikan, kemapangan karier, finansial, dan keluarga.

Nyatanya, tidak semuanya terwujud berdasarkan anggapan tersebut. Banyak yang masih harus berjuang dengan kehidupannya meski sudah berusia matang.

Misalnya saja terjebak pada pekerjaan dengan gaji rendah, belum menemukan pasangan hidup atau karier yang tidak berkembang.

Tak heran banyak yang merasa cemas, stres, tertekan dan rendah diri ketika melihar sekitarnya mengalami kondisi yang lebih baik.

Baca juga: Pilihan Hidup Melajang Tak Selalu Berujung Kesepian

Terlebih lagi dengan kebiasaan pamer di media sosial yang bisa memicu perasaan frustasi ini. Rasanya iri ketika melihat teman sekolah kerap mengunggah momen liburan atau pencapaian pribadi mereka.

Fokus pada tujuan hidup

Nurhalimah Br Siregar S.Psi, Grup Fasilitator dan Konselor Layanan Psikologi Ruang Jiwa megatakan, kita bisa membuang perasaan insecure ini dengan fokus pada tujuan hidup sendiri.

"Tidak usah iri, jangan down, kembali lagi ke tujuan hidup masing-masing karena kita semua punya waktu sendiri," jelasnya dalam acara Kind of Talks bertajuk "Umur 30 tapi Masih Gini-Gini Aja?".

Konten itu disiarkan secara langsung oleh akun Instagram @my.kindoflife bekerja sama dengan @sehatjiwa.id.

Baca juga: 3 Bekal Sukses Anak di Masa Depan, Orangtua Wajib Tahu

Psikolog yang akrab dipanggil Imah ini menjelaskan, setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Bisa saja teman kita lebih mampu menempatkan priorotas dan strategi sehingga mencapai kesuksesan lebih dulu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kind of Life (@my.kindoflife)

Namun, bukan berarti kita tidak akan merasakan hal yang serupa. Pencapaian yang dilihat pada orang lain, menurut Imah, seharusnya bisa menjadi pengingat untuk lebih bersemangat mengejar tujuan hidup.

Kita dianjurkan untuk lebih jeli melihat peluang yang mungkin mendukung pencapaian kesuksesan kita.

Sesuaikan pula dengan kemampuan dan tanggung jawab yang diemban saat ini.

Baca juga: Percaya Diri dan Seks, Alasan Perempuan Usia 40 Tahun Lebih Bahagia

Selain itu, Imah mengingatkan pentingnya bersyukur tentang apa yang kita miliki dalam hidup. Tidak ada perlunya membandingkan diri khususnya jika hanya menghasilkan perasaan tidak aman.

Kesuksesan, tambahnya, bukan diukur dari hasil diadu dengan orang lain. "Kesuksesan itu ketika bisa mencapai tujuan kita bukan target milik orang lain," tandasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com