Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 28/11/2022, 13:22 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernyataan Presiden Joko Widodo soal ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat -salah satunya- adalah berambut putih, kontan mengundang banyak reaksi.

Uban atau rambut putih yang seringkali mengganggu penampilan mendadak "naik kasta" bak penanda figur pemimpin -entah serius ataupun bercanda.

Selama ini, mewarnai rambut menjadi cara termudah dan tercepat untuk menghilangkan rambut putih.

Baca juga: Ditanya Postingan Foto Rambut Hitam di Instagram, Begini Tanggapan Ganjar

Atau, memangkas habis rambut putih seperti yang pernah dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mungkin bisa ditiru.

Sebaliknya, jika ingin memiliki rambut putih agar dikira terlihat sebagai pemimpin yang layak seperti kata Jokowi, rambut hitam pun bisa dibikin menjadi putih.

Baca juga: Usai Jokowi Sebut Ciri Pemimpin yang Pikirkan Rakyat, Ridwan Kamil Unggah Foto Rambut Putih, Ganjar Ganti Warna Jadi Hitam


Terlepas dari itu, dalam banyak kasus, kemunculan uban datang seiring dengan pertambahan usia.

Rambut yang memutih memang disebabkan penurunan kadar melanin yag terjadi di tubuh.

Namun banyak juga yang mengalaminya di usia muda karena faktor kekurangan vitamin dan genetika.

Baca juga: Fakta Seputar Uban, Benarkah Stres Penyebabnya?

Joan Novak, ahli pewarnaan rambut di Whistler, Kanada menyarankan mengecat rambut setiap 3-6 minggu sekali.

"Uban lebih kebal dengan cat rambut, jadi butuh waktu untuk melihat efek formula produk yang dipakai," kata dia.

Karena rambut orang Indonesia umumnya berwarna hitam, sebaiknya gunakan cat rambut dengan efek permanen, agar hasilnya lebih optimal.

Fokuskan proses pewarnaan hanya di akar rambut saja, tidak perlu hingga ke bagian ujung.

Tujuannya untuk menghindari pewarnaan berulang kali di ujung rambut dan membuatnya kasar.

Demi memastikan hasilnya sesuai keinginan, pastikan untuk mengabaikan beberapa mitos soal uban berikut ini. 

  • Jangan mencabut uban

Mitos yang paling populer ialah mencabut uban hanya akan membuatnya tumbuh semakin banyak. 

Dr. Lisa Kellett, dermatologis asal Toronto, Kanada menegaskan anggapan ini salah dan tidak ada dasarnya.

Baca juga: Singgung Pemimpin Berambut Putih, Jokowi Ingin Muluskan Jalan Ganjar Jadi Capres?

"Jika kita mencabut uban, itu tidak akan berlipat ganda," kata dia.

Hanya saja, kebiasaan ini dapat merusak folikel rambut secara permanen.

Akibatnya dapat memicu kebotakaan karena rambut dapat berhenti tumbuh di bagian kulit kepala tersebut.

  • Stres memicu uban

Ada beberapa penelitian yang menunjukkan stres dapat memengaruhi produksi melanin di bawah kulit kepala, tetapi tidak ada bukti kuat tentang kaitannya.

  • Kebiasaan mewarnai rambut memicu uban

Banyak yang beranggapan rutin mewarnai rambut dapat memicu pertumbuhan uban lebih cepat.

Baca juga: Fakta Soal Uban, Apa Sajakah Penyebabnya?

Kellet berpendapat, pewarnaan hanya berpengaruh pada helai rambut sehingga tidak ada kaitannya dengan itu.

Sedangkan uban disebabkan oleh kondisi folikel rambut yang berada di bawah kulit kepala.

  • Treatment laser efektif menghilangkan uban

Treatment hair removal yang kerap dipakai untuk menghilangkan kumis dan bulu tangan tidak bisa dijadian solusi rambut beruban.

Pasalnya, metode tersebut bekerja pada pigmen sehingga tidak berfungsi untuk uban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com