KOMPAS.com - Semua orang pasti pernah mengalami luka. Entah itu karena tergores sesuatu, kecelakaan kendaraan, atau karena jahitan setelah operasi.
Namun, kebanyakan dari kita tidak ingin membiarkan bekas luka tersebut menjadi kenangan dan membekas di kulit kita. Apa yang bisa dilakukan?
Shilpi Khetarpal, MD, dokter kulit di Amerika Serikat menjelaskan tentang apa yang menyebabkan jaringan parut dan bagaimana mencegah luka berubah menjadi bekas luka.
Sebelumnya, kita perlu mengetahui bahwa bekas luka berasal dari robeknya dermis, bagian kulit kita yang kaya akan kolagen, serat elastis yang membuat kulit kita kenyal. Jaringan parut dapat terjadi bila ada cedera pada dermis.
“Bayangkan kolagen seperti anyaman keranjang, sangat mulus dan rata. Ketika bagian tersebut robek, maka proses penyembuhannya akan meninggalkan bekas seperti anyaman yang dijahit ulang,” jelas dr. Khetarpal.
Tubuh kita kehilangan kolagen seiring bertambahnya usia, yang berarti orang tua lebih rentan terhadap terbentuknya jaringan parut daripada anak-anak.
"Wajah dan kulit kepala cenderung sembuh lebih cepat karena kita memiliki sirkulasi paling banyak di sana," kata dr. Khetarpal
"Tetapi luka di kaki kita, bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk sembuh karena sirkulasi yang tidak begitu baik seperti di bagian kepala." tambahnya.
Baca juga: Ragam Cara Menghilangkan Bekas Luka Membandel
Jenis luka dibagi menjadi tiga, yaitu:
Bekas luka atrofi: Bekas luka menjorok ini, umumnya disebabkan jerawat atau cacar air, terjadi ketika kulit tidak dapat meregenerasi cukup kolagen untuk menggantikan jaringan asli.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.