Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mencegah Agar Luka Tak Meninggalkan Bekas Parut

Kompas.com - 01/06/2021, 20:13 WIB
Intan Pitaloka,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semua orang pasti pernah mengalami luka. Entah itu karena tergores sesuatu, kecelakaan kendaraan, atau karena jahitan setelah operasi.

Namun, kebanyakan dari kita tidak ingin membiarkan bekas luka tersebut menjadi kenangan dan membekas di kulit kita. Apa yang bisa dilakukan?

Shilpi Khetarpal, MD, dokter kulit di Amerika Serikat menjelaskan tentang apa yang menyebabkan jaringan parut dan bagaimana mencegah luka berubah menjadi bekas luka.

Sebelumnya, kita perlu mengetahui bahwa bekas luka berasal dari robeknya dermis, bagian kulit kita yang kaya akan kolagen, serat elastis yang membuat kulit kita kenyal. Jaringan parut dapat terjadi bila ada cedera pada dermis.

“Bayangkan kolagen seperti anyaman keranjang, sangat mulus dan rata. Ketika bagian tersebut robek, maka proses penyembuhannya akan meninggalkan bekas seperti anyaman yang dijahit ulang,” jelas dr. Khetarpal.

Tubuh kita kehilangan kolagen seiring bertambahnya usia, yang berarti orang tua lebih rentan terhadap terbentuknya jaringan parut daripada anak-anak.

"Wajah dan kulit kepala cenderung sembuh lebih cepat karena kita memiliki sirkulasi paling banyak di sana," kata dr. Khetarpal

"Tetapi luka di kaki kita, bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk sembuh karena sirkulasi yang tidak begitu baik seperti di bagian kepala." tambahnya.

Baca juga: Ragam Cara Menghilangkan Bekas Luka Membandel

Jenis luka dibagi menjadi tiga, yaitu:

Bekas luka atrofi: Bekas luka menjorok ini, umumnya disebabkan jerawat atau cacar air, terjadi ketika kulit tidak dapat meregenerasi cukup kolagen untuk menggantikan jaringan asli.

Bekas luka hipertrofik: Bekas luka ini tebal, menonjol dan kebanyakan kemerahan, muncul dalam batas-batas luka asli.

Bekas luka keloid: Bekas luka keloid biasanya tebal, menonjol yang melampaui luka aslinya. Ini dikarenakan kulit membuat terlalu banyak kolagen saat mencoba memperbaiki dirinya sendiri. Beberapa orang secara genetik cenderung mengalami bekas luka keloid.

Mencegah bekas luka

Dr. Khetarpal mengatakan bahwa cara terbaik untuk mencegah jaringan parut adalah dengan meminimalkan peradangan atau trauma lebih lanjut pada kulit. 

Berikut cara mengurangi kemungkinan jaringan parut:

1. Bersihkan segera setelah kita terluka, bersihkan area yang terluka dengan sabun dan air untuk menghilangkan bakteri dan mencegah infeksi.

2. Jaga agar tetap lembap dan tertutup. Dr. Ketarpal mengatakan bahwa menjaganya tetap lembap adalah cara terbaik untuk mencegah munculnya bekas luka. Kita bisa menggunakan petroleum jelly pada luka kita, dan perban agar segera pulih.

3. Hindari basitrasin, dengan tidak mengoleskan salep topikal pada luka, karena 8 persen orang sebenarnya alergi terhadapnya, yang dapat menyebabkan area luka meradang dan meningkatkan kemungkinan jaringan parut.

4. Minimalkan gerakan. Dr. Khetarapal mengungkap bahwa setiap kali bekas luka bergerak, itu akan mengubah pembentukan bekas luka yang lebih lebar atau lebih tebal. Berikan waktu pada luka untuk sembuh dengan tidak memberikan tekanan pada area yang cedera secara berlebihan.

5. Biarkan koreng terlepas dengan sendirinya. Jika kita memaksa untuk melepaskannya, maka ini akan memperlambat proses penyembuhan pada luka.

Baca juga: Ternyata Parut di Wajah Membuat Pria Lebih Menarik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com