Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melewatkan Makan Malam Lebih Baik Daripada Tak Sarapan, Ini Alasannya

Kompas.com - 02/06/2021, 19:36 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini banyak bermunculan pola diet yang menganjurkan pengikutnya untuk melewatkan sarapan, salah satunya puasa intermiten.

Meski mungkin baik jika dilakukan dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang metode diet ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.

Menurut Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, Prof Dr Ir Hardinsyah, MS, melewatkan makan malam sebenarnya lebih baik daripada sarapan.

Sebab, di pagi hari, insulin kita mulai aktif sehingga makanan saat sarapan dapat lebih cepat dikonversi untuk menjadi energi dan dapat disimpan kalau berlebih.

Baca juga: Berapa Lama Jarak Waktu Ideal antara Makan Malam dan Tidur?

"Beranjak ke malam hari, sensitivitas hormon insulin akan berbeda dengan pagi hari yang menyebabkan karbohidrat tidak bisa lagi dicadangkan sebagai energi di dalam otot."

Demikian penuturannya dalam e-talkshow Frisian Flag Indonesia melalui aplikasi Zoom, Rabu (2/6/2021).

"Sarapan juga menentukan bagaimana kita akan makan malam. Kalau kita sering melewatkan sarapan, kita cenderung akan mengonsumsi banyak makanan tidak sehat di malam hari," lanjut dia.

Baca juga: Mengapa Sarapan Sebaiknya Tak Lebih dari Pukul 08.00?

Faktanya, melewatkan sarapan sebanyak lebih dari tiga kali dalam seminggu dapat menyebabkan kegemukan dan risiko penyakit kronis lainnya yang terkait dengan berat badan berlebih.

Penelitian juga menunjukkan, orang yang tidak sarapan akan mengalami berbagai gangguan kesehatan dalam jangka panjang karena perubahan hormonal yang terjadi seiring bertambahnya usia.

"Maka dari itu, sebaiknya kita memulai hari dengan sarapan sehat dan bergizi untuk mengisi energi, serta menghindari makan berlebihan di malam hari," sarannya.

"Selain itu, biasakan untuk makan malam dari rentang waktu pukul lima sore hingga setengah delapan malam dan atur porsinya lebih sedikit," imbuh dia.

Baca juga: 5 Tanda Gangguan Hormon yang Picu Kegemukan

Modal memulai hari

Psikolog sekaligus Co-founder dari TigaGenerasi, Saskhya Aulia mengatakan bahwa asupan makanan dan minuman bernutrisi di pagi hari menjadi modal penting untuk memulai aktivitas sehari-hari.

"Karena sebanyak 90 persen hormon yang menyebabkan kecemasan itu ada di usus. Jadi, kalau kita mengonsumsi sesuatu yang baik di pagi hari, maka mood kita juga akan menjadi baik," ungkapnya.

Kendati demikian, Saskhya juga merekomendasikan agar kita benar-benar menyiapkan sarapan yang baik dan bergizi karena faktor ini akan mendorong emosi, serta energi yang lebih positif sepanjang hari.

"Makanya, kalau kita sembarangan mengonsumsi makanan saat sarapan atau kurang memerhatikan gizinya, itu justru dapat meningkatkan hormon stres dan kecemasan," tambah dia.

Baca juga: Pentingnya Sarapan untuk Anak, dan Cara Pilih Menu yang Baik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com