Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2021, 21:50 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Pelumas digunakan ketika bercinta untuk sejumlah alasan. Mulai dari vagina kering, hingga menambah sensasi saat berhubungan.

Namun, sebagian dari kita mungkin pernah mendengar kekhawatiran bahwa memakai pelumas saat bercinta dapat menghambat kehamilan. Benarkah demikian?

Sebelumnya, mari ketahui dulu bahwa kebanyakan pelumas masuk ke dalam salah satu dari empat kategori, yakni berbasis minyak, berbasis air, berbasis silikon, dan hibrida atau lebih dari satu bahan.

Masing-masing memiliki pro-kontranya, yaitu sebagai berikut:

  • Berbasis minyak

Pelumas berbasis minyak di antaranya baby oil, minyak kelapa, atau minyak pijat. Pelumas jenis ini cenderung tahan lama, tetapi dapat merusak kondom dan cenderung mengiritasi vagina.

  • Berbasis air

Pelumas berbasis air dapat digunakan bersama dengan kondom atau mainan seks, namun cenderung lebih cepat menguap.

  • Berbasis silikon

Pelumas berbahan dasar silikon mampu bertahan lebih lama daripada pelumas berbahan dasar air dan aman untuk kondom. Namun, jenis pelumas ini dapat merusak mainan seks.

Baca juga: Hindari Menggunakan 5 Bahan Berikut untuk Pelumas Saat Bercinta

Mengapa memakai pelumas saat bercinta bisa berkaitan dengan aktivitas pembuahan?

Melansir Healthline, ketika pelumas dikembangkan, produsen hanya merancangnya untuk memberikan pelumasan ketika berhubungan seksual. Produsen cenderung tidak memikirkan bagaimana dampaknya terhadap usaha kehamilan seseorang.

"Kami tidak berpikir tentang bagaimana pelumas memengaruhi kehamilan, sperma, atau sel telur."

"Selain itu, sejumlah pelumas vagina sebenarnya mengandung spermisida yang membantu seseorang untuk tidak hamil," ungkap dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Mississippi, Dr Lakeisha Richardson kepada Healthline.

Meskipun ketika kebanyakan pelumas tidak mengandung spermisida lagi, banyak pelumas yang mengandung bahan-bahan seperti petroleum, propilen glikol, gliserin, paraben, silikon, and Nonoxynol-9 (terkadang disingkat N-9).

Semua bahan ini, kata Richardson, dapat memengaruhi motilitas sperma atau kemampuan sperma untuk bergerak dengan baik melalui saluran reproduksi wanita.

"Bahan-bahan ini menurunkan kemampuan sperma masuk dan melewati serviks untuk bertemu sel telur," katanya.

Selain itu, kata dia, pelumas juga diyakini dapat menurunkan viabilitas sperma, sehingga sekalipun bergerak masuk menuju sel telur sperma tersebut tidak dapat bertahan hidup ketika benar-benar bertemu sel telur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com