KOMPAS.com - Pelumas digunakan ketika bercinta untuk sejumlah alasan. Mulai dari vagina kering, hingga menambah sensasi saat berhubungan.
Namun, sebagian dari kita mungkin pernah mendengar kekhawatiran bahwa memakai pelumas saat bercinta dapat menghambat kehamilan. Benarkah demikian?
Sebelumnya, mari ketahui dulu bahwa kebanyakan pelumas masuk ke dalam salah satu dari empat kategori, yakni berbasis minyak, berbasis air, berbasis silikon, dan hibrida atau lebih dari satu bahan.
Masing-masing memiliki pro-kontranya, yaitu sebagai berikut:
Pelumas berbasis minyak di antaranya baby oil, minyak kelapa, atau minyak pijat. Pelumas jenis ini cenderung tahan lama, tetapi dapat merusak kondom dan cenderung mengiritasi vagina.
Pelumas berbasis air dapat digunakan bersama dengan kondom atau mainan seks, namun cenderung lebih cepat menguap.
Pelumas berbahan dasar silikon mampu bertahan lebih lama daripada pelumas berbahan dasar air dan aman untuk kondom. Namun, jenis pelumas ini dapat merusak mainan seks.
Baca juga: Hindari Menggunakan 5 Bahan Berikut untuk Pelumas Saat Bercinta
Mengapa memakai pelumas saat bercinta bisa berkaitan dengan aktivitas pembuahan?
Melansir Healthline, ketika pelumas dikembangkan, produsen hanya merancangnya untuk memberikan pelumasan ketika berhubungan seksual. Produsen cenderung tidak memikirkan bagaimana dampaknya terhadap usaha kehamilan seseorang.
"Kami tidak berpikir tentang bagaimana pelumas memengaruhi kehamilan, sperma, atau sel telur."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.