Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Aku dan Instagram Influencer: Kok Aku Tidak seperti Mereka?

Kompas.com - 05/06/2021, 09:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Wisnubrata

Hasil penelitian mengindikasikan kalau ternyata penggunaan sosial media memiliki efek adiktif, sehingga seringkali penggunaannya menjadi berlebihan dan tidak sehat.

Hal tersebut juga meningkatkan kecenderungan mengarahkan kita untuk melakukan perbandingan dengan orang lain di sosial media.

Nah, kita dapat mengatur screen time dengan membuat timer atau memasang screen time limit khusus untuk sosial media di pengaturan gawai kita masing-masing.

4. Boleh membandingkan, tapi sedikit saja

Penelitian menunjukkan bahwa membandingkan diri dengan orang yang lebih baik dapat meningkatkan motivasi untuk menjadi lebih baik.

Bandingkan dengan orang yang sedikit lebih baik dari kamu, jadi goals-nya tidak berlebihan dan masih dapat dicapai.

Tapi yang paling penting, bandingkan diri kamu dengan diri kamu sendiri. Refleksikan seberapa jauh kamu telah berkembang jika dibandingkan dengan kamu yang sebelumnya.

5. Do action!

Linda Wati, dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara sekaligus psikolog di Vajra Cipta Nirvana, menambahkan bahwa daripada kita terpaku memikirkan kelemahan diri sendiri akibat membandingkan diri dengan influencer, atau meratapi nasib yang terasa buruk, maka lebih baik lakukan sesuatu untuk mengubahnya.

Lihat hal baik dalam dirinya yang dapat kamu tiru. Kenali penyebab dari kesuksesan/hal baik dari influencer yang dapat kamu coba praktikkan. Coba tingkatkan kemampuan diri. Belajar dan terus belajar hal baru. Asah minat dan bakat kamu hingga menjadi diri yang lebih baik lagi.

6. I am blessed!

Last but not least, perlu diingat bahwa kita semua memiliki keunikan masing-masing yang menjadi kelebihan kita tersendiri. Seringkali karena keseringan melihat orang lain yang lebih baik, kita lupa menghitung berkat yang sudah dipunya.

Sekali-kali kita dapat membandingkan diri dengan orang yang belum seberuntung atau sebaik kita, agar kita dapat lebih mensyukuri apa yang sudah dimiliki.

Stop looking for magic outside yourself – you are it!

***

Novi Hidayati Afana
Mahasiswa program sarjana Fakultas Psikologi di Universitas Tarumanagara

Meylisa Permata Sari, SPsi, MSc
Dosen program sarjana Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com