Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Naomi Osaka tentang Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

Kompas.com - 05/06/2021, 18:01 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kesehatan mental memiliki peran besar di dalam kehidupan kita. Selain kesehatan fisik, kita juga harus menjaga kesehatan mental agar sejahtera secara keseluruhan.

Menjaga kesehatan mental tidak semudah seperti yang kita duga. Terkadang, kita harus rehat sejenak dari berbagai aktivitas yang melelahkan untuk menenangkan diri.

Cara itulah yang dilakukan oleh petenis Naomi Osaka. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari ajang Perancis Terbuka pada 31 Mei lalu.

Keputusannya meninggalkan lapangan tenis muncul usai ia membagikan unggahan di Instagram terkait serangan depresi yang dialaminya.

Tentu saja, langkah Osaka yang mengundurkan diri tersebut adalah hal mengejutkan di dunia tenis.

Menjelang turnamen, Osaka sempat menyatakan bahwa dirinya tidak ingin bertemu dengan pers atau bergabung dalam konferensi pers setelah pertandingan.

Alasannya, pertanyaan bernada negatif yang dilontarkan kepada Osaka tentang permainannya di Perancis Terbuka memengaruhi kondisi mental dan meningkatkan kecemasannya.

Para ahli kesehatan mental memberikan pendapat terkait pengunduran diri yang dibuat Osaka.

Kecemasan dan depresi

Bagi yang tidak memahami kecemasan atau depresi, keputusan Osaka mungkin dianggap sebagai bentuk keangkuhan publik figur, apalagi dia merupakan salah satu atlet wanita dengan bayaran tertinggi.

Demikian penjelasan Sanam Hafeez, neuropsikolog di New York dan anggota fakultas di Columbia University.

Padahal penolakannya untuk melakukan konferensi pers, menurut dia bukan semata-mata tidak ingin menjawab pertanyaan media, namun lebih dari itu.

"Pemikiran menghadapi media, dan kamera televisi kemungkinan memicu kepanikan baginya," tutur Hafeez.

"Antisipasi hal itu menjadi satu-satunya fokus dia sampai pada akhirnya pemikiran tersebut mengganggu permainan tenisnya dan menyebabkan ia mengalami kecemasan."

"Ini berbeda dibanding seseorang yang tidak ingin melakukan sesuatu."

Denise Fournier, konselor kesehatan mental berlisensi dan asisten profesor psikologi di Nova Southeastern University di Florida juga sependapat dengan Hafeez.

Fournier mengatakan, tekanan karena media, ditambah turnamen tenis yang kompetitif di tingkatan Osaka memberikan dampak besar bagi petenis tersebut.

Gangguan kesehatan mental seperti depresi berat dan gangguan kecemasan sosial yang dialami Osaka dapat melemahkan kondisi mentalnya.

"Ketika seseorang mengalami gejala itu, bangun dari tempat tidur adalah sesuatu yang dirasa sangat berat," tambah Fournier.

Pengalaman Osaka yang berjuang mengatasi masalah kesehatan mental bisa menjadi contoh bagi kita semua untuk menempatkan kesehatan mental sebagai prioritas utama.

Baca juga: Penting, Pahamilah Batasan Kecemasan yang Tak Normal

Para ahli membagikan 12 poin di bawah ini untuk menjaga kesehatan mental:

1. Menjalani hidup untuk diri pribadi

"Sebelum Anda menilai orang lain, renungkan apakah Anda memahami perjuangan internal yang dialami seseorang," kata Hafeez.

Jika kita menghadapi tantangan dalam hidup yang membuat kita menanggung rasa sakit dan tekanan emosional terlalu banyak, pertimbangkan baik dan buruk dari sesuatu yang kita jalani.

Bagi yang sudah menjadi orangtua dan memiliki anak, Hafeez menyarankan kita untuk memerhatikan kondisi anak.

"Contohnya, apakah anak Anda memerankan suatu karakter di drama sekolah hanya untuk membuat Anda bangga, tetapi anak fobia tampil di atas panggung?"

Jalani hidup untuk diri sendiri, karena kesehatan mental adalah urusan yang harus kita tangani sendirian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com