Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mana Lebih Baik, Bernapas Melalui Hidung atau Mulut?

Kompas.com - 05/06/2021, 20:13 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Mulut kering meningkatkan risiko gingivitis (jaringan gusi yang meradang) dan sariawan. Harris mengatakan, gingivitis dan sariawan bisa sangat menyakitkan.

  • Infeksi pada gusi

Gusi yang tidak dirawat serta kerusakan gigi dapat berkembang menjadi penyakit periodontal, yaitu infeksi pada jaringan gusi.

Akibatnya, jaringan gusi membengkak, terasa nyeri, berwarna kemerahan, dan gusi berdarah.

Infeksi gusi yang sangat serius membutuhkan penanganan khusus atau operasi.

Periodontitis juga meningkatkan risiko serangan jantung.

  • Bau mulut

Mulut kering adalah salah satu penyebab utama halitosis atau bau mulut, lanjut Harris.

Baca juga: Trik Pernafasan yang Benar Saat Berlari

5. Pernapasan mulut lebih mudah saat berolahraga

Pernapasan hidung atau nasal breathing adalah tren di dunia kebugaran saat ini.

Orang-orang yang menjalani metode pernapasan hidung mengatakan, berolahraga dengan metode pernapasan tersebut dapat memperbaiki kebugaran kardiovaskular ketimbang bernapas lewat mulut.

Namun, orang yang sering melakukan latihan kardio menyadari betapa sulitnya berolahraga dan bernapas lewat hidung.

Studi di tahun 2017 yang diterbitkan ke dalam International Journal of Exercise Science menemukan, orang yang bernapas melalui hidung selama bersepeda dengan intensitas tinggi mengalami peningkatan detak jantung.

Sedangkan pada orang-orang yang bersepeda dengan bernapas lewat mulut tidak menunjukkan adanya detak jantung yang meningkat.

Para peneliti mencatat, sembilan atlet mampu tampil dengan kekuatan dan intensitas yang sama terlepas dari gaya pernapasan mereka.

Sebuah studi lain yang dimuat pada 2018 di International Journal of Kinesiology and Sports Science menemukan hasil berbeda.

Selama enam bulan, peneliti memantau 10 pelari yang hanya menerapkan metode pernapasan hidung selama berlatih.

Hasilnya, 10 pelari tersebut memiliki tingkat pernapasan yang lebih rendah.

Namun tingkat oksigen di dalam darah para pelari sama seperti saat mereka bernapas melalui mulut.

Peneliti menyimpulkan, cara bernapas lewat hidung memungkinkan oksigen masuk ke dalam darah secara lebih efisien.

Baca juga: Pernapasan Dada dan Perut Memberikan Manfaat Berbeda Bagi Tubuh

Mengurangi kebiasaan bernapas melalui mulut

Untuk menghilangkan kebiasaan bernapas lewat mulut, dokter akan melihat penyebab utama kita melakukan kebiasaan tersebut.

Biasanya, metode pernapasan mulut dilakukan karena saluran pernapasan di hidung tersumbat atau tersumbat sebagian, sehingga tubuh terpaksa bernapas lewat mulut, kata Nasseri.

Ada beberapa cara alternatif untuk mengurangi kebiasaan bernapas melalui mulut:

  • Nasal spray

Penggunaan semprotan garam steril setiap hari akan menjaga saluran hidung tetap lembap dan bersih.

  • Menggunakan obat-obatan

Kita dapat menggunakan obat-obatan seperti dekongestan, antihistamin, dan steroid sprays untuk melancarkan saluran pernapasan hidung.

Namun, obat-obatan ini sebaiknya tidak digunakan terlalu sering. Penggunaan obat-obatan tersebut secara berlebihan dapat memperburuk masalah pada hidung.

  • Nasal strip

Nasal strip, yang bentuknya berupa potongan plastik atau kain akan menahan lubang hidung dan membantu membuka saluran pernapasan kita.

  • Operasi hidung

Pada kasus gangguan hidung yang parah, kita harus menjalani pembedahan untuk meluruskan dinding hidung, atau memangkas filter hidung (turbinate) agar kita dapat lebih mudah bernapas.

  • Operasi lainnya

Tenggorokan dan sinus juga berperan besar dalam pernapasan kita.

Karena itu, jika ada masalah seperti amandel yang membesar, kita juga harus menjalani operasi untuk mengangkat sesuatu yang menghalangi saluran pernapasan hidung.

Baca juga: Lebih Baik Mana, Bernafas Lewat Hidung atau Mulut?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com