Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Makna Kain Batik Maudy Ayunda Saat Wisuda di Stanford University

Kompas.com - 09/06/2021, 15:28 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Maudy Ayunda tampil cantik dengan busana tradisional Indonesia, kebaya kutubaru lengkap dengan kain batik sebagai bawahannya.

Corak kain yang dipakainya, Babon Angrem, juga kaya makna dan pengharapan terbaik untuk wanita ini.

Batik Babon Angrem adalah salah satu motif batik yang termasuk jenis “semenan”. Semenan berasal dari kata “semi” atau mekar. Maksud dari nama “babon angrem” sendiri adalah induk ayam yang sedang mengerami telurnya.

Makna kultural dari batik ini adalah kesabaran dan kasih sayang, seperti seekor ayam yang sedang mengerami telurnya.

Aktris berusia 26 tahun ini mengenakan kebaya merah lengkap dengan stagen dan kain batik tulis. Bawahannya itu merupakan buah tangan para pengrajin batik tulis asal Jawa Tengah yang khusus untuk dipesan untuk momen istimewanya.

"Batiknya dibuat dari Jawa Tengah ya, dari pengrajin batik tulis di sana," terang Didiet Maulana, perancang busana  Maudy kepada Kompas.com pada Rabu (09/06/2021).

Baca juga: Merah Merona Kebaya Maudy Ayunda Kala Wisuda S2 di Stanford University

Sedangkan Didit Jasmedi, ayah Maudy, mengenakan batik corak Pisan Bali dalam bentuk kemeja berlengan panjang.

Artis peran dan penyanyi Maudy Ayunda telah lulus dari Stanford University, Stanford, California, AS. Maudy mengenakan kebaya kutubaru warna merah dengan kain pisan bali dari Jawa Tengahinstagram Artis peran dan penyanyi Maudy Ayunda telah lulus dari Stanford University, Stanford, California, AS. Maudy mengenakan kebaya kutubaru warna merah dengan kain pisan bali dari Jawa Tengah
Didiet menerangkan, nama motif ini berasal dari Bahasa Jawa yakni pisan yang artinya satu dan bali yang maknanya kembali. Kombinasi kedua kata ini bisa dimaknai sebagai satu doa yang dilakukan berulang kali.

Motif ini melambangkan doa dan harapan leluhur untuk hal terbaik yang bisa dialami oleh keturunannya.

Sementara itu, Mauren Jasmedi, ibu Maudy, memakai kebaya dengan warna soft dan perpaduan batik bercorak Sawunggaling.

Sawunggaling berasal dari kata Sawung yang artinya ayam jantan, serta Galing berarti merak jantan. Motif itu juga sarat makna yakni kekuatan, ketegaran, dan keindahan.

Sedangkan adik Maudy, Amanda Khairunnisa mengenakan kebaya dengan warna serupa namun dengan desain yang lebih modern.

Sementara bawahannya memakai motif Babon Angrem yang memiliki arti doa dan harapan penuh sayang.

Kombinasi corak batik yang dipakai keluarga ini seakan menyiratkan kebahagiaan atas prestasi yang dicapai anak sulungnya itu.

Selain itu, kecantikan tradisional Maudy yang mengenakan kebaya di gedung kampus Stanford University, Amerika Serikat itu menjadi representasi terbaik untuk busana kebanggaan wanita Indonesia ini.

Hal ini sesuai dengan konsep yang dirancang oleh Didiet Maulana yakni gambaran pribadi yang kuat dan berkarakter di mana saja ia berada.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Didiet Maulana (@didietmaulana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com