Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Ketika Ingin Lebih Sehat

Kompas.com - 11/06/2021, 11:36 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak orang menggunakan berbagai cara agar tubuhnya lebih sehat. Mulai dari berolahraga hingga menjaga pola makan yang sehat.

Meski demikian, ada banyak hal yang nampaknya menyehatkan justru bisa memperburuk kondisi tubuh, seperti melakukan diet yang membatasi sejumlah nutrisi baik bagi tubuh.

Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut ini terdapat beberapa kesalahan yang sering kali kita lakukan untuk menjadi lebih sehat, apa saja?

1. Mengonsumsi multivitamin berlebihan

Selama beberapa dekade, mengonsumsi multivitamin setiap hari dipasarkan sebagai jalan pintas menuju kesehatan yang lebih baik.

Namun pada tahun 2019, para peneliti dari Johns Hopkins melakukan tinjauan besar-besaran terhadap studi yang melibatkan hampir setengah juta orang, dan menunjukkan bahwa sains tidak cukup mendukung hal itu.

Secara khusus, para ilmuwan menemukan bahwa mengonsumsi multivitamin tidak menurunkan risiko penyakit jantung, kanker, demensia, atau kematian dini karena sebab apa pun.

Saran mereka adalah jangan membuang uang untuk suplemen dan lebih baik berkonsentrasi mendapatkan vitamin dan mineral dari berbagai macam makanan utuh setiap hari.

Baca juga: Jangan Kelebihan Minum Multivitamin, Bisa Bahaya

2. Melakukan detoksifikasi secara keliru

Detoksifikasi atau pembersihan, baik melalui diet dan lainnya, telah menjadi metode yang populer untuk membuat tubuh menjadi lebih sehat.

Tetapi, masalahnya, kebanyakan orang melakukan detoksifikasi berlebihan atau keliru. Padahal sebenarnya tubuh kita sudah memiliki sistem detoks bawaan sendiri.

Hati dan ginjal akan membersihkan tubuh secara efisien, selama kita mendukungnya dengan pola makan yang seimbang, olahraga, serta membatasi penggunaan alkohol maupun rokok.

Baca juga: 5 Langkah Detoksifikasi di Pagi Hari, demi Hidup Lebih Sehat

3. Diet rendah lemak untuk turunkan berat badan

Jika kita berpikir hanya mengonsumsi makanan rendah lemak adalah kunci untuk menurunkan berat badan, maka kita salah besar.

Tubuh kita juga membutuhkan lemak untuk merasa kenyang, kalau tidak, otak akan terus memberi sinyal untuk mengonsumsi lebih banyak kalori yang dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Selain protein, buah  dan sayuran, semua makanan harus mencakup sumber lemak yang sehat (lemak tak jenuh) seperti kacang-kacangan, alpukat, dan minyak zaitun.

Sebaiknya, hindari makanan olahan berlabel rendah lemak karena itu seringnya dikemas dengan tambahan gula yang tidak sehat.

Baca juga: Lemak Tak Selalu Bikin Gemuk, Apa Alasannya?

4. Hanya melakukan kardio

Aktivitas fisik adalah kunci untuk mempertahankan berat badan yang sehat atau menurunkan beberapa kilogram berat badan kita.

Para ahli merekomendasikan 150 menit olahraga sedang dalam seminggu atau 75 menit olahraga berat seperti berlari untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker.

Tetapi, menghabiskan waktu berjam-jam di treadmill bisa menjadi kontraproduktif jika kita perlu menurunkan berat badan.

Latihan intens dalam waktu lama menginspirasi pelepasan kortisol atau  hormon stres yang memberi tahu tubuh untuk menahan lemak.

Alih-alih sesi kardio yang panjang, lakukanlah latihan HIIT (pelatihan interval intensitas tinggi), yang telah terbukti secara efektif dapat menghilangkan lemak.

Dan cobalah untuk menambahkan aktivitas fisik ini ke rutinitas harian kita di mana pun kita bisa, bahkan jika itu hanya berjalan-jalan di sekitar rumah.

Baca juga: Lari Belum Tentu Efektif, Pahami Jenis Kardio yang Paling Pas

5. Terpaku pada menghitung kalori

Dulu, menghitung kalori mungkin dapat membantu dalam hal penurunan atau pemeliharaan berat badan.

Namun, para ahli telah menemukan bahwa penurunan berat badan lebih rumit daripada hanya sekadar menghitung kalori yang masuk dan keluar dari tubuh.

Jadi, daripada menghitung kalori, para ahli menyarankan agar kita mendasarkan diet pada makanan utuh seperti protein tanpa lemak, sayuran non-tepung, dan lemak sehat, serta menghindari makanan olahan maupun tambahan gula.

Ini bisa membuat kita jauh lebih merasa puas dan dapat membuat pola makan sehat lebih berkelanjutan.

Baca juga: Menghitung Kalori Sebelum Makan Tak Selamanya Baik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com