Contohnya, kaus katun putih mungkin memiliki UPF 10, tetapi kemeja denim lengan panjang memiliki UPF 1,700.
Tentu saja, warna kemeja denim yang lebih gelap hanyalah sebagian dari alasan mengapa UPF-nya jauh lebih tinggi.
Kainnya yang lebih tebal juga berkontribusi pada UPF yang tinggi. Kemeja denim putih lengan panjang memiliki UPF lebih tinggi daripada kaus katun putih.
Baca juga: Pakaian dengan UV Protection, Jaga Kulit dari Bahaya Sinar UV
2. Konstruksi kain
Kemeja yang ringan dan tipis terasa lebih sejuk saat cuaca panas, tetapi ini bisa membuat kulit rentan terhadap kerusakan.
Untuk mengetahuinya, kita bisa memeriksa kerapatan kain dengan memegangnya ke arah cahaya. Jika kita dapat melihat cahaya tembus melalui baju kita, maka kita perlu memakai sunscreen untuk melindungi kulit kita dari sinar matahari.
Kain yang tipis, jarang-jarang, atau tenunannya longgar akan meloloskan sinar UV menyelinap masuk dan membuat kulit kita terpapar sinarnya.
Untuk itu, kita bisa memilih baju yang tenunannya rapat, seperti serat sintetis tenun, wol, denim, kain tenun padat, dan kanvas.
3. Bahan kain
Tidak harus menggunakan baju berbahan denim terus-menerus, kita masih bisa menggantikannya dengan mengenakan poliester mengkilap dan sutra satin, karena ini bisa memantulkan lebih banyak cahaya daripada kain matte.
Bahan lainnya seperti nilon, rayon, lycra, dan akrilik juga mampu melakukan hal yang sama.
“Namun perlu diingat, sutra yang tipis tidak akan melindungi seperti katun denim putih yang tebal,” kata Dr. Sodha.
Ketika para peneliti menguji pakaian yang mengandung Lycra/elastane, kain yang sering ditemukan di legging dan pakaian olahraga, mereka mendapati bahwa Lycra/elastane memiliki UPF 50 atau bahkan lebih tinggi.
Menurut penelitian yang diterbitkan Photodermatology, Photoimmunology & Photomedicine, faktor perlindungan matahari yang tinggi itu diikuti oleh nilon dan poliester.
Ada manfaat lain mengenakan kain ini yaitu, bahan ini dapat membuat kita tetap kering meski kita berkeringat saat panas.