Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Sederhana untuk Mengurangi Risiko Depresi

Kompas.com - 14/06/2021, 10:16 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber DMarge

Lumba-lumba adalah hewan yang tidurnya tidak teratur. Karenanya kronotipe ini menggambarkan mereka yang sulit menetapkan waktu tidur secara teratur.

Orang dengan kronotipe lumba-lumba seringkali kurang tidur karena mereka sensitif terhadap banyak faktor, seperti suara dan cahaya.

Orang dengan kronotipe lumba-lumba paling produktif dari jam 10 pagi sampai jam 2 siang.

Baca juga: Nikmati 8 Manfaat Bangun Pagi bagi Kesehatan

Nah, rupanya kebiasaan tidur itu mempengaruhi kemungkinan seseorang mengalami depresi.

Sebelumnya, studi di Finlandia menemukan bahwa kinerja yang buruk lebih banyak ditemukan di antara orang-orang yang suka tidur malam.

Para peneliti mempelajari data genetik hingga 850.000 orang, termasuk data yang bersumber dari 85.000 orang yang memakai pelacak tidur selama seminggu dan 250.000 yang mengisi kuesioner preferensi tidur.

Peneliti utama Iyas Daghlas, MD menggunakan metode pengacakan mendelian, yang memperhitungkan faktor pengganggu pada hasil studi observasional.

"Lebih dari 340 varian genetik umum, termasuk varian yang disebut 'gen jam' PER2 diketahui memengaruhi kronotipe seseorang dan genetika secara kolektif menjelaskan 12-42 persen preferensi waktu tidur kita," katanya kepada ScienceDaily.

Para peserta studi dibagi ke dalam kelompok sampel terbesar yang diidentifikasi sebagai orang pagi, orang malam, maupun tengah-tengah antara keduanya.

Dari situ ditemukan bahwa rata-rata titik tengah tidur adalah jam 3 pagi, yang berarti mereka tidur pada jam 11 malam dan bangun jam 6 pagi.

Baca juga: Rajin Bangun Pagi Dapat Mengurangi Risiko Depresi?

Dengan menggunakan informasi genetik, tim peneliti akhirnya mengetahui bahwa orang yang bangun pagi memiliki risiko depresi yang lebih rendah.

"Setiap titik tengah tidur satu jam lebih awal — pertengahan antara waktu tidur dan waktu bangun — berhubungan dengan risiko gangguan depresi mayor sebesar 23 persen lebih rendah," terangnya.

Hal ini menunjukkan bahwa jika kita yang biasanya tidur pada jam 1 pagi, lalu mengubahnya jadi tidur pada tengah malam dengan durasi yang sama, kita dapat mengurangi risiko depresi tersebut sebesar 23 persen.

Bahkan, jika kita pergi tidur jam 11 malam, kita bisa memotongnya sekitar 40 persen.

Kendati demikian, penelitian ini belum menunjukkan apakah orang yang sudah bangun lebih awal juga dapat memperoleh manfaat lainnya dari bangun sekitar satu jam lebih awal.

Namun, hubungan antara bangun pagi dan penurunan risiko depresi tetap bisa dijelaskan secara logis.

Karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang bangun pagi cenderung menghasilkan dampak hormonal yang dapat memengaruhi suasana hati.

Di samping itu, memiliki jam biologis atau ritme sirkadian yang trennya berbeda dari kebanyakan orang bisa membuat kita lebih depresi.

Baca juga: Mengapa Bangun Pagi Menjadikan Kamu Lebih Baik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber DMarge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com