Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Sesak Nafas, Ketahui Penyebab dan Pemicu Asma

Kompas.com - 14/06/2021, 16:58 WIB
Intan Pitaloka,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Asma merupakan penyakit peradangan kronis pada saluran udara yang membuat sulit bernapas, dan bisa membahayakan.

"Kondisi ini menyebabkan penyempitan saluran udara, hiperreaktivitas terhadap paparan normal, dan produksi lendir berlebihan yang menyebabkan gejala variabel kronis sesak napas, batuk, dan mengi,"

Demikian penjelasan Geoffrey Chupp, MD, ahli asma di Yale Medicine dan profesor di Yale School of Medicine.

Perlu diketahui bahwa berdasarkan data dari Kemenkes, angka prevalensi kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) selama 2013-2018 meningkat sampai 34 persen di Indonesia.

Dan dari sekian banyak kasus PTM, yang paling banyak diidap adalah asma, yaitu sekitar 4,5 persen penduduk Indonesia menderita asma, dengan jumlah kumulatif kasusnya sekitar 11.179.032 penderita.

Tentu kita akan bertanya-tanya mengapa begitu banyak orang mengidap penyakit asma? Apa yang sebenarnya memicu dan menjadi penyebab penyakit ini?

Penyebab asma

Asma umumnya dikaitkan dengan alergi, dan pada banyak orang peradangan mungkin memang bersifat alergi. Tapi tidak selalu demikian.

Dr. Chupp mengatakan bahwa pada orang lain, peradangan dan penyakit tidak disebabkan oleh alergi.

Namun, memang tampaknya ada beberapa penyebab inflamasi yang mendorong munculnya asma pada pasien tertentu.

Baca juga: Perhatikan Suhu dan Kelembapan di Ruangan agar Tak Memicu Gejala Asma

Berikut ini adalah penyebab asma yang perlu kita ketahui:

1. Alergi

Meskipun tidak selalu menjadi penyebab asma, alergi tentu bisa berperan. Asma terkait alergi adalah bentuk penyakit yang paling umum.

Pada asma karena alergi, alergen seperti serbuk sari, debu, bulu hewan peliharaan, kecoa, dan jamur dapat memicu reaksi yang mengarah pada gejala asma.

Faktanya, kita mungkin saja tiba-tiba terserang asma setelah kita bersentuhan dengan zat yang tidak kita sadari merupakan salah satu alergen, seperti serbuk sari atau jamur.

2. Genetika

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), jika seseorang dalam keluarga dekat kita menderita asma, kita lebih mungkin untuk memilikinya juga.

Selain itu, asma alergi mungkin merupakan hasil dari "atopi", yang merupakan kecenderungan genetik untuk mengembangkan penyakit alergi. Namun, tidak semua asma adalah asma alergi.

Baca juga: Kenali, Kandungan Makanan dan Minuman Pemicu Asma

3. Paparan lingkungan

Menurut CDC, paparan faktor lingkungan, termasuk jamur atau kelembapan, tungau debu, dan asap tembakau, terkait dengan perkembangan asma. Bahkan, polusi udara juga dapat menyebabkan asma.

Selain itu, seseorang yang tidak pernah menderita asma juga dapat mengembangkan asma  jika berulang kali terpapar jamur, debu kayu, atau bahan kimia tingkat rendah.

Demikian pula, paparan yang lebih tinggi dari alergen dan iritasi sekaligus dapat menyebabkan asma.

4. Infeksi saluran pernapasan

Infeksi virus paru-paru, terutama pada masa kanak-kanak ketika paru-paru masih berkembang, juga dapat memicu asma.

Baca juga: Perlu Tahu, 11 Makanan yang Bisa Bantu Para Penderita Asma

Pemicu asma

Alergen yang paling mungkin untuk memicu asma meliputi:

  • serbuk sari
  • rumput liar
  • tungau debu
  • kecoak
  • jamur
  • pohon atau kayu
  • rumput

Jika kita memiliki asma alergi, alergi karena musim pun juga dapat menjadi pemicu khusus untuk gejalanya.

Dr. Chupp mengatakan bahwa alergen bukan satu-satunya hal yang dapat memicu serangan asma, pemicu lainnya juga bisa menjadi penyebabnya:

  • penyakit pernapasan
  • olahraga
  • merokok
  • asap rokok
  • polusi udara, asap, atau iritan lainnya di udara
  • suhu yang sangat tinggi atau rendah
  • stres
  • obat-obatan atau bahan tambahan makanan tertentu
  • hormon

Baca juga: 7 Cara Sederhana Mencegah Asma Kambuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com