Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/06/2021, 15:16 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Popularitas diet intermiten tampaknya terus meningkat di tahun ini. Wajar saja, sebab diet intermiten dinilai lebih mudah untuk dijalani ketimbang diet lainnya.

Jika diet tradisional cenderung harus membatasi kalori setiap waktu, maka diet intermiten atau diet puasa tidak demikian.

Salah satu varian dari diet intermiten yang bisa dicoba adalah diet dengan pola 5:2. Untuk menerapkan diet tersebut, kita hanya perlu membatasi asupan kalori dua hari dalam seminggu.

Sebagai contoh, di hari Senin dan Kamis kita hanya mengonsumsi kalori harian sebanyak 25 persen, atau sekitar 600 kalori untuk pria.

Lalu, lima hari sisanya kita bisa makan secara normal tanpa pembatasan kalori.

Mungkin kita beranggapan bahwa pembatasan kalori selama dua hari adalah hal yang mengerikan, namun bagi mereka yang menjalani diet 5:2 bukanlah masalah.

Bahkan, pelaku diet 5:2 mengaku diet ini bisa meningkatkan fokus dan konsentrasi, serta gaya hidup sehat secara keseluruhan.

Klaim tersebut rupanya juga didukung oleh para ahli, salah satunya Carolyn Williams, PhD, RD, penulis "Meals That Heal".

"Saya adalah pelaku diet intermiten dan sudah mencoba beberapa pendekatan," jelas dia.

Walau begitu, Williams mengaku ia lebih senang menjalani diet intermiten dengan pola 16:8 atau berpuasa 16 jam dan makan selama delapan jam, ketimbang pendekatan 5:2.

"Saya sangat menyukai makanan dan tidak senang menyadari saya hanya mendapatkan 500 kalori untuk satu hari," kata Williams.

Baca juga: 5 Metode Diet Puasa untuk Turunkan Berat Badan, Kamu Perlu Tahu

Mengenal diet 5:2

Sebagaimana sudah dijelaskan di paragraf awal, pelaku diet 5:2 hanya mengonsumsi 25 persen dari kebutuhan kalori normal selama dua hari, atau sekitar 600 kalori per hari untuk pria.

Sedangkan lima hari sisanya, kita bisa makan seperti biasa tanpa harus membatasi kalori.

Pola diet ini relatif populer bagi orang-orang yang berusaha menurunkan berat badan, karena pengurangan kalori secara drastis membuat upaya penurunan berat badan mereka menjadi efektif.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com