Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2021, 07:09 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Minum kopi memang bisa membantu kita lebih fokus dan merasa segar untuk menjalani aktivitas. Namun, terlalu banyak kafein juga tidak baik.

National Institute of Mental Health bahkan menyarankan orang-orang yang memiliki kecemasan untuk menghindari kopi.

Alasannya, terlalu banyak minum kopi dapat memperburuk efek kecemasan.

Tak hanya itu, melansir Kompas.com (12/5/2021), beberapa gejala ringan yang mungkin muncul akibat terlalu banyak minum kopi di antaranya berkeringat, mual, muntah, diare, dan cemas.

Kita juga mungkin mengalami sakit kepala, insomnia, jantung berdebar, mudah marah, buang air kecil terlalu banyak, atau otot tremor. Gejala ini biasanya bagi orang yang sudah terbiasa meminum banyak kopi.

Lalu, bagaimana mengetahui kita sudah terlalu banyak minum kopi?

Melansir the Healthy, berikut tanda terlalu banyak minum kopi yang perlu kita perhatikan:

1. Sakit perut

Kembung atau begah juga bisa menjadi tanda terlalu banyak konsumsi garam.SHUTTERSTOCK/THUNDERSTOCK Kembung atau begah juga bisa menjadi tanda terlalu banyak konsumsi garam.
Gejala sakit perut mungkin kerap kita hubungkan dengan kondisi seperti keracunan makanan atau kram menstruasi. Faktanya, terlaku banyak minum kopi juga bisa memunculkan gejala ini.

Pada tahun 2017, para ilmuwan Eropa menemukan bahwa senyawa tertentu dalam kopi dapat merangsang sekresi asam lambung oleh sel-sel perut.

Jika menduga kopi adalah penyebab sakit perut yang kita alami, minum obat yang dijual bebas dapat membantu menetralkan asam di perut untuk jangka pendek.

Namun, untuk jangka panjang, pertimbangkan untuk mengubah kebiasaan minum kopi.

Baca juga: Masalah yang Timbul Karena Minum Kopi dan Cara Mengatasinya

2. Jantung berdebar

Ilustrasi jantung. Dok. iStockPhoto Ilustrasi jantung.
Jantung berdebar juga bisa disebabkan terlalu banyak konsumsi kopi dan kafein yang terlalu banyak, meskipun kondisi ini juga bisa disebabkan karena terlalu banyak konsumsi alkohol atau nikotin.

Dalam beberapa kasus, jantung berdebar bahkan dapat menyebabkan pusing dan bahkan pingsan.

Menurut sebuah penelitian tahun 2017 di jurnal Frontiers in Psychiatry, 94 persen dokter merekomendasikan pasien yang mengalami gejala ini untuk berhenti mengonsumsi kafein.

3. Diare

Ilustrasi diare.SHUTTERSTOCK/SHISU_KA Ilustrasi diare.
Kebanyakan orang tahu bahwa kopi bisa membantu melancarkan buang air besar (BAB) karena sifat pencaharnya.

Namun, menurut International Foundation for Gastrointestinal Disorders, seseorang mungkin dapat mengalami diare jika mengonsumsi terlalu banyak kopi, misalnya lebih dari tiga gelas sehari.

Setiap orang punya kemampuan toleransi kafein yang berbeda. Namun, jika merasakan rutinitas BAB menjadi tak terkendali, dianjurkan untuk mengurangi konsumsi kafein dan memeriksakan diri ke dokter jika diperlukan.

Baca juga: Untuk Tetap Sehat, Seberapa Sering Kita Harus BAB?

4. Susah tidur

Ilustrasi gangguan tidur insomniaSHUTTERSTOCK Ilustrasi gangguan tidur insomnia
Insomnia bisa menjadi pertanda bahwa kita terlalu banyak minum kopi.

Bahkan, jika biasanya kebiasaan minum kopi tak memengaruhi rutinitas kita, minuman ini tetap masih bisa merusak siklus tidur kita.

Menurut American Academy of Sleep Medicine, waktu paruh kopi adalah lima jam. Artinya, perlu beberapa jam agar stimulan dalam kopi benar-benar meninggalkan sistem di tubuh kita.

Kondisi ini dapat membuat kita terbangun di malam hari dan mengurangi waktu tidur secara keseluruhan.

Untuk mengatasi masalah ini, cobalah untuk meminum cangkir kopi terakhir paling lambat di sore hari.

5. Gelisah

Tidur gelisah bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kebiasaan tidur yang buruk, stres, hingga gangguan tidur yang mendasari.FREEPIK/TIRACHARDZ Tidur gelisah bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kebiasaan tidur yang buruk, stres, hingga gangguan tidur yang mendasari.
Kopi dapat membantu kita lebih waspada. Namun, terkadang perasaan itu malah membuat kita merasa gelisah.

Kafein dapat mempercepat sistem saraf pusat dan menyebabkan kita merasa gelisah.

Untuk menghindari gejala ini, cobalah untuk mengurangi konsumsi kopi harian.

6. Sakit kepala

ilustrasi sakit kepalaShutterstock/metamorworks ilustrasi sakit kepala
Menurut sebuah penelitian di The Journal of Headache and Pain, kafein dalam jumlah sedang dapat membantu meredakan sakit kepala dan membantu obat pereda nyeri bekerja lebih baik.

Itulah mengapa, kita kerap menemukan kafein di daftar bahan obat sakit kepala yang dijual bebas.

Namun, minum kopi terlalu banyak untuk waktu yang lama, yakni sekitar 500 miligram atau lima cangkir kopi, dapat memicu gejala penarikan kafein.

Menurut peneliti Johns Hopkins, gejala penarikan tersebut termasuk sakit kepala dan kelelahan.

Jika mengalami gejala ini, cobalah mengurangi asupan kafein secara perlahan termasuk melihat kembali semua sumber kafein yang mungkin kita konsumsi, seperti obat sakit kepala, teh, soda, dan minuman energi.

Baca juga: Apakah Kopi Memperparah Sakit Kepala, atau Meredakannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com