KOMPAS.com - Gula dapat menjadi sumber energi penting bagi tubuh. Namun, tidak semua gula sama.
Fruktosa yang ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran dan laktosa dalam makanan kaya susu adalah gula alami yang sebetulnya tak perlu kita khawatirkan. Sebab, sumber-sumber tersebut juga mengandung sejumlah nutrisi, seperti serat dan kalsium.
Namun, gula tambahan yang sering kita temukan di dalam makanan olahan adalah gula yang sebaiknya tak dikonsumsi terlalu banyak.
Melansir Everyday Health, mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah besar akan membuat sel-sel menjadi resisten terhadap insulin dari waktu ke waktu. Ini adalah faktor risiko peradangan sistemik, diabetes tipe 2, dan kondisi kronis lainnya.
Menurut penelitian yang diterbitkan pada November 2016 di jurnal Nutrients, mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan juga berkaitan dengan penambahan berat badan dan obesitas, faktor risiko penyakit jantung, penyakit hati berlemak non-alkohol, dan kanker.
Tak hanya itu, kurangnya asupan buah dan sayur dapat menyebabkan tubuh kekurangan gizi tertentu, seperti vitamin, mineral, dan serat.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, rekomendasi gula harian sebaiknya tak lebih dari 50 gram atau setara dengan empat sendok makan per hari.
Berikut 12 tanda terlalu banyak konsumsi gula yang perlu kita perhatikan:
Mengonsunsi kalori ekstra melalui gula tambahan akan meningkatkan rasa lapar.
Menurut Keri Stoner-Davis, RDN dari Lemond Nutrition di Plano, Texas, gula memang bisa memuaskan selera, tetapi tidak benar-benar bisa membuat kita kenyang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.