Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lemas hingga Jerawatan, 12 Tanda Kita Makan Terlalu Banyak Gula

Kompas.com - 16/06/2021, 08:43 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

8. Nyeri sendi

Nyeri sendi ternyata tak hanya disebabkan faktor usia, tetapi bisa juga karena terlalu banyak konsumsi gula.

Penelitian menemukan bahwa konsumsi soda tinggi gula secara teratur berkaitan dengan peningkatan risiko rheumatoid arthritis (RA) pada beberapa wanita, termasuk mereka yang menderita RA onset lambat.

Menurut Cording, mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan peradangan sistemik, yang pada akhirnya dapat menyebabkan nyeri sendi.

Namun, nyeri sendi juga bisa disebabkan oleh sejumlah faktor lain. Jadi, mengurangi konsumsi makanan manis mungkin bukan satu-satunya solusi yang perlu dilakukan jika mengalami nyeri sendi.

9. Masalah tidur

Menurut sebuah penelitian terhadap 300 mahasiswa yang diterbitkan pada Agustus 2019 di American Journal of Lifestyle Medicine, konsumsi gula tambahan yang lebih tinggi dapat secara signifikan memengaruhi kualitas tidur seseorang.

Cording menjelaskan, siklus tidur dan kualitas tidur kita diatur oleh cahaya, suhu ruangan, dan kontrol glikemik.

"Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah berlebihan benar-benar dapat mengacaukan siklus tidur dan kualitas tidur kita," katanya.

Baca juga: Jangan Sepelekan, 15 Penyebab Susah Tidur di Malam Hari

10. Masalah pencernaan

Terlalu banyak konsumsi gula juga dapat menyebabkan iritasi usus. Itulah mungkin yang menjelaskan mengapa seseorang yang banyak mengonsumsi gula mengalami masalah pencernaan.

Selain itu, menurut Stoner-Davis, bagi orang-orang yang memiliki kondisi kesehatan mendasar seperti sindrom iritasi usus besar, penyakit Crohn, atau kolitis ulserativa, atau pernah menjalani operasi perut, gula juga dapat memperburuk gejala gastrointestinal.

Jika makanan tinggi gula membuat seseorang tidak cukup makan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, mereka juga akan kekurangan serat dan mengalami sembelit.

11. Kabut otak

Menurut Cording, meskipun glukosa adalah sumber utama bahan bakar otak, mengonsumsinya secara berlebihan dapat menyebabkan hiperglikemia atau kadar glukosa darah tinggi dan dapat menyebabkan peradangan di otak serta berdampak negatif pada fungsi kognitif dan suasana hati.

Penelitian menemukan adanya gangguan kecepatan pemrosesan informasi, memori kerja, dan gangguan perhatian pada orang dengan diabetes tipe 2 yang mengalami hiperglikemia.

Ditemukan bahwa glukosa darah yang tinggi memiliki dampak negatif pada kognisi, termasuk penurunan ingatan yang tertunda, kemampuan belajar, dan konsolidasi memori.

12. Gigi berlubang

Bakteri di mulut kita senang memakan gula sederhana. Jadi, jika kita menemukan lebih banyak gigi berlubang atau mengalami penyakit gusi, bisa jadi penyebabnya adalah karena makan terlalu banyak gula tambahan.

Mengurangi gula tambahan adalah ide yang baik. Cara lainnya adalah berkumur air setelah mengonsumsi makanan tinggi gula atau memakannya bersama makanan yang dapat melindungi dan memberikan lapisan pada gigi.

Menurut penelitian, mengonsumsi susu dan produk susu, apel, teh, kacang tanah, hingga makanan berserat tinggi dapat membantu mencegah gigi berlubang. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.

Baca juga: 3 Kebiasaan Orangtua yang Tularkan Gigi Berlubang pada Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com