Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kita Membutuhkan Comfort Food Saat Sedang Stres?

Kompas.com - 16/06/2021, 14:37 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Makan menjadi aktivitas andalan bagi banyak orang untuk sejenak melarikan diri dari masalah dan stres yang dihadapinya. Comfort food, demikian istilahnya, dipercaya memberikan efek yang menenangkan dan menyenangkan.

Kita semua pasti punya makanan favorit yang dituju ketika sedang kesal, banyak masalah atau berbagai perasaan negatif lainnya. Kecenderungannya, comfort food adalah jenis makanan yang manis, berlemak dan tidak sehat.

Beberapa diantara yang sering jadi kesukaan adalah es krim, kentang goreng, mi ayam dan pizza.

Meski kita tahu makanan tersebut mungkin bisa merusak diet atau kurang baik untuk kesehatan, tidak ada yang bisa membantah efek menyenangkan pasca menikmatinya.

Baca juga: Terus Makan Meski Kenyang? Mungkin Kamu Mengidap Binge Eating

Fenomena ini juga meningkat ketika pandemi baru saja melanda dunia dan membuat semua orang frustasi.

Survei publikasi perdagangan industri makanan di Amerika Serikat menyebutkan, dua dari tiga orang makan lebih banyak comfort food demi mengatasi tekanan mentalnya.

Jajak pendapat lain dari pembaca WebMD melaporkan, hampir setengah dari wanita dan hampir seperempat dari pria yang disurvei mengatakan berat badan mereka bertambah karena social distancing selama Covid-19.

Lesley Rennis, Ketua Departemen Pendidikan Kesehatan City University of New York menjelaskan alasan kita begitu menggemari makanan sebagai pengalih stres.

Baca juga: Manusia Makan Karbohidrat Sejak Ratusan Ribu Tahun Lalu untuk Otak

Kondisi emosional yang kuat membuat kita beralih ke makanan yang menenangkan agar merasa aman dan terkendali.

"Makanan yang menenangkan tidak hanya enak, tetapi juga mengurangi dampak hormon stres," jelasnya.

Ia menjelaskan, makanan yang manis dan bertepung membuat tubuh memproduksi serotonin sehingga kita merasa lebih senang dan menurunkan hormon kortisol yang memicu stres.

Sejumlah penelitian membuktikan, makanan tinggi karbohidrat juga dapat mengurangi perasaan tertekan, kecemasan dan mudah tersinggung.

Ilustrasi makan makanan tinggi gula.FREEPIK/WAYHOMESTUDIO Ilustrasi makan makanan tinggi gula.

Sedangkan makanan berlemak seperti daging dan keju memiliki efek mati rasa, yang membantu mengurangi respons emosional terhadap stres.

Rennis menambahkan, bukan kebetulan jika sejumlah comfort food favorit saat ini seperti keju dan burger lahir ketika era Great Depression, sekitar tahun 1930-an.

"Makanan itu lahir sebagai jawaban atas kebutuhan konsumen di masa-masa sulit," terangnya.

Baca juga: Lemas hingga Jerawatan, 12 Tanda Kita Makan Terlalu Banyak Gula

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com