KOMPAS.com - Kebiasaan menikmati comfort food memang menenangkan, namun bukannya tanpa risiko. Jika tak terkontrol, aktivitas yang dimaksudkan menghilangkan stres ini malah bisa menyebabkan beban pikiran baru.
Setiap orang punya makanan favoritnya masing-masing ketika butuh pelarian dari masalah yang dihadapinya.
Kecenderungannya, makanan ini memiliki kadar lemak, kalori dan gula yang cukup tinggi sehingga buruk untuk kesehatan jika berlebihan.
Makanan tersebut memang lezat dan punya efek yang positif pada suasana hati kita. Sayangnya, dampaknya pada kenaikan berat badan juga tak bisa dipungkiri.
Baca juga: Mengapa Kita Membutuhkan Comfort Food Saat Sedang Stres?
Survei yang dilakukan Web MD pada pembacanya menyebutkan, hampir setengah dari wanita dan hampir seperempat dari pria yang menjadi objeknya mengatakan bahwa berat badan mereka bertambah selama pandemi.
Untuk menghindari masalah di kemudian hari, Lesley Rennis, Ketua Departemen Pendidikan Kesehatan City University of New York mengatakan kita bisa mengendalikan dampak stres pada pola makan yang dijalani.
Memang ada sejumlah kandungan yang terbukti memberikan efek menenangkan pada suasana hati. Namun cobalah untuk mencari alternatif yang lebih sehat dan bernutrisi.
“Fokus pada karbohidrat kompleks yang diproses minimal dan karbohidrat tinggi serat yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan mencegah fluktuasi gula darah,” katanya.
Baca juga: Catat, 12 Makanan Tinggi Karbohidrat yang Menyehatkan bagi Tubuh
Dibandingkan tepung, alternatif yang lebih baik seperti ubi jalar, lobak, kacang-kacangan dan buncis.
Koleganya, Profesor Pendidikan Kesehatan Jason Bravo menganjurkan membuat sendiri comfort food favorit dengan bahan-bahan yang tersedia di rumah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.