Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Gunakan Pot yang Terlalu Besar untuk Tanaman, Apa Alasannya?

Kompas.com - 16/06/2021, 20:04 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Overpotting adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan tanaman yang ditanam di dalam wadah atau pot tanaman yang terlalu besar.

Menurut The Royal Horticultural Society (RHS) dalam situs resminya, pot tanaman yang terlalu besar sebetulnya tidak terlalu menimbulkan masalah.

Namun, ketika tanaman tersebut tumbuh dengan tidak kuat, kita boleh menduga penyebabnya adalah karena ukuran pot yang tidak sesuai. Misalnya, laju pertumbuhan yang lambat atau kecenderungan kita menyiram terlalu banyak air.

Hal senada dijelaskan pada laman Hunker. Menanam tanaman di pot yang terlalu besar tak hanya membuat kita cenderung menyirami terlalu banyak air, tetapi air yang tertampung perlu waktu lebih lama untuk mengering.

Pada akhirnya, air dan kondisi lembap dapat menyebabkan pertumbuhan jamur, membuat tanaman busuk, atau menimbulkan penyakit akar.

Pot yang terlalu besar juga membuat kita lebih sulit menjaga agar tanah tetap padat di sekitar akar. Kondisi ini lama-kelamaan juga dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman.

Selain itu, secara estetika pot yang besar akan membuat tanaman tampak tidak proporsional dengan wadahnya. Masalah ini sama seperti tanaman yang ditanam di dalam pot yang terlalu kecil.

Tanaman yang ditanam di pot yang terlalu besar berpotensi mengalami kebusukan karena air yang ada di dalamnya akan lebih lama mengering dan  menggenang.FREEPIK/SENIVPETRO Tanaman yang ditanam di pot yang terlalu besar berpotensi mengalami kebusukan karena air yang ada di dalamnya akan lebih lama mengering dan menggenang.
Tanda pot terlalu besar

RHS memberikan beberapa tips untuk mengetahui tanda pot tanaman terlalu beesar.

Sesaat setelah ditaruh di pot, tanaman cenderung terlihat baik-baik saja. Namun, setelah beberapa minggu atau bulan, tanaman mulai menunjukkan tanda tanaman tidak bahagia, di antaranya:

  • Daun menguning.
  • Daun berubah kecokelatan.
  • Daun rontok.
  • Layu.
  • mengalami bronzing. Menurut The Daily Garden, bronzing mengacu pada daun atau buah yang warnanya berubah keunguan atau berwarna perunggu akibat ketidakseimbangan mineral, bahan kimia, kondisi lingkungan, atau adanya penyakit.
  • Kompos di permukaan pot basah.

Penyebab tanaman menunjukkan tanda-tanda stres adalah karena volume kompos yang baru ditambahkan akan basah dalam waktu yang lama. Ini dapat mengurangi aerasi di sekitar akar.

Alih-alih tumbuh menjadi kompos baru, kompos tersebut malah dapat membusuk.

Meskipun kompos dapat mengering secara alami melalui penguapan, namun durasi pengeringan akan memakan waktu lebih lama jika ada proporsi kompos yang lebih besar ke akar.

Semakin banyak kompos segar, kompos yang basah akan semakin bertahan lama dan menciptakan semacam lingkaran di sekitar akar.

Media tanam yang lebih halus dan mampu menahan lebih banyak air cenderung lebih rentan terhadap kondisi ini.

Baca juga: Tak Perlu Beli, 6 Barang Bekas Ini Bisa Jadi Pengganti Pot Tanaman

Menghindari pot tanaman terlalu besar

Untuk menghindari masalah ini, pastikan memilih ukuran pot yang tepat sejak awal.

Tetaplah berpegang pada aturan praktis dengan hanya memasukkan tanaman ke dalam pot yang sedikit lebih besar, jangan langsung memilih ukuran pot yang jauh lebih besar.

Biasanya, ukuran diameter pot lebih lebar 2,5-5 cm daripada wadah sebelumnya dan tidak lebih dalam.

Jika mengetahui betul seberapa cepat pertumbuhan tanaman kita, masukkan tanaman hanya pada pot yang kita anggap akarnya akan mulai mengisi wadah tersebut di akhir musim tanam.

Baca juga: Perhatikan, Ini 4 Tanda Tanaman Butuh Pot Lebih Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com