Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Banyak Produk Kosmetik Mengandung Bahan Kimia Beracun

Kompas.com - 17/06/2021, 15:22 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Sebuah studi baru menyebutkan banyak produk kosmetik di pasaran yang mengandung bahan kimia berbahaya, dan bisa terserap masuk ke dalam tubuh.

Para peneliti menemukan adanya kadar fluorin (senyawa yang mudah terbakar) yang tinggi di sebagian besar maskara tahan air, lipstik cair, dan alas bedak yang mereka uji.

Temuan peneliti juga menunjukkan kemungkinan adanya PFAS atau zat per dan polifluoroalkil pada produk kosmetik itu.

Sayangnya, bahan-bahan kimia ini tidak dicantumkan pada kemasan produk kosmetik, sehingga konsumen tidak mengetahui dan kesulitan menghindari paparan bahan-bahan tersebut.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, PFAS adalah bahan kimia yang digunakan dalam berbagai produk konsumen, seperti peralatan masak antilengket, karpet tahan noda, dan pakaian anti air.

Bahan ini ditambahkan ke dalam kosmetik agar produk kosmetik lebih tahan lama, kata para peneliti dalam studi tersebut.

"PFAS ditambahkan untuk mengubah sifat permukaan, membuat produk tidak lengket atau tahan terhadap air atau minyak," sebut co-author studi Tom Bruton, PhD, ilmuwan senior di Green Science Policy Institute di California, AS.

"Hal mengkhawatirkan dari kosmetik adalah bahan-bahan ini diaplikasikan ke kulit dan wajah setiap hari, jadi ada penyerapan di kulit yang menjadi perhatian."

Baca juga: 4 Tanda Kosmetik Harus Dibuang

Berdasarkan keterangan CDC, masalah kesehatan yang ditimbulkan dari paparan PFAS termasuk peningkatan kadar kolesterol, risiko kanker ginjal dan kanker testis, dan perubahan enzim hati.

Lalu, ada pula masalah seperti penurunan respons vaksin pada anak, serta risiko tekanan darah tinggi yang lebih tinggi pada wanita hamil (preeklamsia).

"PFAS adalah bahan kimia. Pada manusia, paparan bahan kimia ini dikaitkan dengan gangguan fungsi kekebalan tubuh, penyakit kanker tertentu, peningkatan risiko diabetes, obesitas, dan gangguan endokrin."

"Bahan kimia ini berbahaya bagi setiap sistem organ utama dalam tubuh manusia," tutur Sunderland.

Studi tersebut dimuat ke dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters.

Baca juga: Efek Samping Kosmetik Abal-abal, Bisakah Disembuhkan?

Untuk mengungkap adanya bahan berbahaya pada kosmetik, Bruton dan tim membeli 231 produk kosmetik di AS dan Kanada dari sejumlah pengecer seperti Ulta Beauty, Sephora, Target, dan Bed Bath & Beyond.

Peneliti kemudian memeriksa kandungan fluorin di dalam masing-masing kosmetik.

Hasilnya, tiga perempat sampel maskara tahan air mengandung konsentrasi fluorin tinggi.

Dua pertiga alas bedak dan lipstik cair, dan lebih dari separuh produk untuk mata dan bibir juga memiliki kandungan tinggi fluorin.

"Tingkat fluorin tinggi ditemukan dalam produk yang biasa diiklankan sebagai 'tahan aus' terhadap air dan minyak atau 'tahan lama', termasuk alas bedak, lipstik cair, dan maskara tahan air," tulis Bruton dan tim peneliti.

Mereka juga menganalisis 29 produk untuk menentukan jenis bahan kimia yang terkandung di dalam produk.

Ditemukan, setiap produk kosmetik mengandung setidaknya empat PFAS, dan satu produk mengandung 13 PFAS.

Zat PFAS yang ditemukan termasuk beberapa PFAS yang bisa terurai menjadi bahan kimia lain, yang sangat beracun dan berbahaya bagi lingkungan.

"Sangat memprihatinkan beberapa produk yang kami uji menggunakan bahan PFAS namun perusahaan tidak mencantumkan bahan-bahan tersebut pada kemasan," ujar Bruton.

"Saya rasa sangat penting bagi konsumen untuk membaca label, tetapi selain itu tidak banyak cara yang bisa dilakukan konsumen untuk menyelesaikan masalah ini."

"Kami pikir industri perlu lebih proaktif untuk menjauh dari kelompok bahan kimia tersebut," sambung dia.

Sebuah studi serupa yang dilakukan pada tahun 2018 oleh Danish Environmental Protection Agency menemukan tingkat PFAS yang tinggi pada hampir sepertiga dari produk kosmetik yang diuji.

Tubuh kita juga dapat terpapar PFAS jika mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Baca juga: Waspada, Kandungan Beracun dalam Cat Kuku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com