Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2021, 09:46 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber NPR

KOMPAS.com - Covid-19 meninggalkan sejumlah gejala yang menetap pada sebagian penderitanya, bahkan setelah pulih. Misalnya, kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa yang terjadi berkepanjangan.

Namun, di antara sejumlah gejala atau kondisi yang dialami orang yang terinfeksi Covid-19, beberapa di antaranya mengalami kerontokan rambut.

Apa penyebabnya?

Melansir NPR, meski rambut rontok terdengar mengerikan, itu sebetulnya merupakan respons dari stres ekstrem, baik fisik maupun emosional.

Beberapa orang yang menderita Covid-19 merasa stres secara fisik sekaligus stres emosional karena masa pandemi Covid-19 yang penuh ketidakpastian.

Jika Anda mengalaminya, jangan dulu khawatir karena banyak orang mengalami kondisi serupa.

Menurut The New York Times, pencarian kata kunci "rambut rontok" di Google pun melonjak selama pandemi.

Bahkan, sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di The Lancet menunjukkan bahwa 22 persen pasien Covid-19 rawat inap di China melaporkan mengalami rambut rontok enam bulan setelahnya.

Baca juga: Rambut Rontok, Bisa Jadi karena Kekurangan 4 Vitamin dan Mineral Ini

Secara resmi, menurut spesialis penyakit menular dari UW Helath di Madison, Wisconsin, AS, Dr Aurora Pop-Vicas, jenis kerontokan rambut seperti ini disebut telogen effluvium atau kerontokan rambut setelah melalui pengalaman yang membuat stres.

Ternyata, jenis kerontokan rambut ini mungkin terjadi lebih sering daripada yang kita duga.

Menurut Pop-Vicas, keterkaitan stres dan kondisi kesehatan tersebut saat ini cenderung lebih menjadi perhatian karena mungkin banyak dari kita yang tahu mengenai Covid-19 dan gejalanya.

Berbeda dari situasi di masa lalu, misalnya saat seseorang berdiam di tempat tidur selama beberapa hari dan mengalami kerontokan rambut parah.

Dulu, mungkin belum banyak yang mengaitkan antara penyakit dan masalah kerontokan rambut.

Sementara menurut direktur medis Program Rehabilitasi Aktivitas Covid di Mayo Clinic, Rochester, Minnesota, AS, Dr Greg Vanichcakhorn menjelaskan, ketika seseorang mengalami kondisi yang signifikan seperti terkena infeksi atau menghadapi situasi penuh stres, sel-sel rambutnya akan masuk ke fase tidak aktif.

Itu bisa terjadi berbulan-bulan setelah kejadian.

Halaman:
Sumber NPR
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com