Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Tahu, Perbedaan Tanda Kebotakan pada Pria dan Wanita

Kompas.com - 21/06/2021, 10:55 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Healthline

Salah satu jenis penipisan yang paling umum pada pria adalah garis rambut yang menipis, yang membuat bentuk M karena kedua sisinya menyusut lebih cepat daripada bagian tengah kulit kepala.

Tanda kebotakan pada wanita

Kebotakan pada wanita bisa dimulai dari usia berapa pun, antara 12 hingga 40 tahun, atau bahkan lebih tua.

Kebotakan pada wanita diklasifikasikan menggunakan sistem Ludwig. Sistem ini mengidentifikasi dua penyebab kebotakan paling umum, yakni:

  • Penipisan di atas.
  • Melebar.

Selain itu, tanda kebotakan lainnya adalah penipisan di seluruh kepala.

Berbeda dengan pria yang kebotakannya membentuk seperti huruf M, pola kebotakan paling umum pada wanita bisa diawali dengan adanya penipisan di seluruh kepala.

Baca juga: Rambut Rontok, Bisa Jadi karena Kekurangan 4 Vitamin dan Mineral Ini

Penyebab kebotakan lainnya

Beberapa jenis alopecia, selain alopecia androgenik, dapat terjadi akibat dari genetika, cedera fisik, atau kondisi mendasar yang menyebabkan rambut menipis atau menimbulkan titik-titik kebotakan. Penyebab tersebut termasuk:

  • Alopesia areata: area kecil melingkar dari kerontokan rambut yang muncul tanpa gejala apapun. Jenggot dan alis juga bisa mengakami ini.
  • Telogen effluvium: kerontokan rambut ini bersifat reversibel dan terjadi sebagai akibat peristiwa yang menimbulkn stres, seperti rawat inap atau adanya pengobatan baru.
  • Tinea kapitis: ini adalah infeksi jamur pada kulit kepala yang dapat menyebabkan titik-titik kecil bersisik di kulit kepala, yang mungkin juga memiliki pustula. Hal ini dapat menyebabkan rambut rontok jaringan parut permanen.
  • Alopesia sikatrik: ini adalah istilah umum yang mengacu pada kerontokan rambut yang menciptakan jaringan parut permanen. Folikel rambut yang tertinggal rusak sehingga terbentuk jaringan parut, alih-alih tumbuh lebih banyak rambut. Istilah ini mengacu pada beberapa kondisi yang merusak folikel rambut secara permanen.
  • Kekurangan nutrisi: tubuh yang kekurangan protein atau zat besi serta vitamin dan mineral lainnya dalam jumlah tertentu juga dapat menyebabkan rambut rontok yang pada akhirnya memicu kebotakan. Namun, kerontokan akibat kekurangan vitamin sebenarnya sangat jarang terjadi.
  • Kondisi tiroid: masalah tiroid adalah penyebab kerontokan rambut yang cukup umum terjadi. Dokter biasanya akan merekomendasikan pemeriksaan jika kita mengalami kerontokan rambut yang tampaknya tidak memiliki penyebab yang mendasarinya.

Baca juga: Mengapa Covid-19 Bisa Sebabkan Rambut Rontok?

Kapan harus ke dokter

Kita perlu berkonsultasi dengan dokter jika pola kerontokan rambut atau kebotakan diikuti dengan rasa sakit atau gejala tidak nyaman lain di area kebotakan, termasuk:

  • Pembengkakan.
  • Gatal berlebih atau bersisik.
  • Sensasi terbakar, menyengat atau keluar nanah.
  • Kerontokan tiba-tiba di area tubuh lain.
  • Pertumbuhan rambut berlebihan di area tubuh lain.
  • Perubahan berat badan mendadak, baik naik maupun turun.
  • Mengalami demam lebih dari 38 derajat Celcius.
  • Mengalami komplikasi karena operasi.

Pada akhirnya, kebotakan sebetulnya merupakan kondisi yang normal seiring bertambahnya usia atau diakibatkan perlakuan tertentu pada rambut.

Namun, jika kita menyadari kerontokan tiba-tiba setelah kondisi tertentu dan diikuti gejala lainnya, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Baca juga: Cara Merawat Rambut agar Jauh dari Kebotakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com