Ada banyak teori yang dimiliki para ahli di balik hasil studi ini. Peneliti menemukan, setiap siswa lebih menikmati bermain Fortnite sehingga mereka merasakan emosi yang lebih positif.
Kendati diasosiasikan sebagai game yang mengandung unsur kekerasan, Fortnite membuat para siswa merasa baik, dan akhirnya mereka menjadi lebih murah hati dan bersedia membantu.
Studi ini menekankan, ketika kebutuhan psikologis anak terpenuhi --seperti hobi atau aktivitas yang disukai-- maka anak akan menunjukkan perilaku yang lebih prososial.
Lalu, studi juga mengungkap video game dengan unsur kekerasan tidak selalu dikaitkan dengan perilaku kekerasan anak.
Hal ini merupakan kabar baik bagi orang tua yang khawatir jika anaknya bermain video game yang mengandung unsur kekerasan.
Baca juga: 4 Masalah Kesehatan akibat Main Video Game Menurut Penelitian
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.