Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehatkah Mengonsumsi Daging Buatan Berbasis Nabati?

Kompas.com - 22/06/2021, 12:33 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS - Semakin banyak orang yang mencari alternatif daging yang lebih sehat, lebih hijau, dan lebih etis karena bebas dari kekerasan pada hewan.

Salah satu pilihan yang paling populer adalah daging buatan (fake meats) yang semua bahannya terbuat dari tumbuhan (plant based).

Menurut penelitian terbaru yang didanai oleh U.S. National Institutes of Health, ditemukan bahwa daging imitasi menjadi sumber serat, folat, dan zat besi, serta mengandung lebih sedikit lemak jenuh daripada daging giling.

Akan tetapi, para peneliti juga menemukan bahwa daging buatan ternyata memiliki lebih sedikit protein, zinc, vitamin B12, dan lebih banyak garam.

"Beralih dari daging giling ke produk alternatif daging imitasi nabati dapat menjadi pilihan yang sehat dalam beberapa hal."

Demikian penuturan Lisa Harnack, pemimpin peneliti dari University of Minnesota School of Public Health di Minneapolis.

Baca juga: Mengenal Olahan ‘Daging’ Nabati Baru di Indonesia, The Vegetarian Butcher

Untuk penelitian ini, tim Harnack menggunakan database makanan dan nutrisi dari University of Minnesota yang mencakup 37 produk daging imitasi nabati yang dibuat oleh sembilan perusahaan makanan.

Nah, meskipun produk daging nabati tersebut bisa menjadi alternatif yang sehat, namun Harnack berharap produsen dapat membuatnya lebih sehat dengan menjaga garam seminimal mungkin.

"Produsen harus bekerja untuk mengoptimalkan kualitas nutrisi produk mereka," terangnya.

"Terutama yang berkaitan dengan jumlah garam dan bahan lain yang mengandung natrium, yang digunakan dalam memformulasi burger vegetarian dan produk daging nabati lainnya," sambung dia.

Baca juga: Menu Baru Berbahan Nabati di Starbucks, Kamu Akan Mengira Ada Dagingnya

Ahli gizi klinis senior di NYU Langone Health di New York City, Samantha Heller kemudian meninjau temuan tersebut.

Dia mencatat bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan daging merah maupun daging olahan sebagai penyebab kanker karena pemrosesan daging dan metode memasaknya.

"Membatasi konsumsi daging merah dan daging olahan secara signifikan menurunkan asupan lemak jenuh seseorang," kata Heller.

"Natrium dalam beberapa daging imitasi nabati mungkin kadarnya sedang hingga tinggi, tetapi jika sebagian besar makanan yang dikonsumsi orang adalah yang kurang diproses, itu seharusnya tidak menjadi masalah," tambah dia.

Heller mengungkapkan bahwa makan lebih banyak tumbuhan dan lebih sedikit daging sangatlah baik untuk kesehatan kita secara keseluruhan.

"Makanan utuh adalah yang terbaik, tetapi ada banyak ruang untuk memasukkan alternatif daging nabati, susu, unggas, dan telur," jelasnya.

"Jika kita mengonsumsi makanan yang seimbang dan kaya akan tumbuhan setiap hari, kita pasti dapat memenuhi kebutuhan nutrisi kita," imbuh dia.

Baca juga: Diet Nabati untuk Kesehatan Jantung dan Menurunkan Tekanan Darah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com