Oleh: Puti Andini Pradipta dan Monty P Satiadarma
KETIKA kita mengalami kegagalan ataupun kekecewaan, seperti tidak mencapai beban kerja yang diberikan, tidak mendapat nilai sesuai dengan yang diinginkan, ataupun ketika kita memaksa diri untuk terus berjuang, seringkali kita mengkritik dan menuntut diri, dan menganggap bahwa hal tersebut adalah hal wajar demi meningkatkan kemampuan kita.
Namun, seiring dengan kritikan dan tuntutan tersebut, akan muncul perasaan-perasaan negatif seperti rasa tidak mampu yang dapat merusak perkembangan diri.
Bagaimana jika sebaliknya kita memperlakukan diri sendiri seperti kita memperlakukan seorang teman dalam situasi yang sama? Apakah akan ada perbedaan?
Mungkin kita akan bersikap baik, memahami, dan memberikan semangat pada diri kita sendiri.
Baca juga: 4 Alasan Perlu Self Love di Bulan Penuh Cinta
Menyayangi dan peduli pada diri sendiri atau disebut self-compassion melibatkan tindakan yang sama terhadap diri sendiri ketika kita mengalami masa-masa sulit, gagal, atau menyadari sesuatu yang tidak kita sukai dari diri kita.
Alih-alih mengabaikan rasa sakit dan terus mengkritik diri sendiri, kita dapat berhenti dan mengatakan pada diri sendiri bahwa "saat ini benar-benar sulit" dan memikirkan bagaimana saya bisa menghibur dan merawat diri sendiri saat ini?
Sikap self-compassion merupakan hal penting yang seringkali luput dari perhatian kita.
Orang-orang yang kurang memiliki self-compassion umumnya memiliki tiga ciri, yang pertama adalah sering mengkritik diri sendiri dan merasa bahwa dirinya selalu gagal, tidak mampu, ataupun menekan diri dengan menganggap bahwa ia seharusnya dapat melakukan sesuatu dengan sempurna.
Yang kedua adalah adanya perasaan terisolasi karena keterpurukan dan merasa bahwa hanya ia yang mengalami kegagalan.
Baca juga: Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak Gagal Masuk Kampus Idaman
Yang ketiga adalah ketika seseorang terperangkap dalam pikiran atau perasaan negatif akibat keterpurukan yang ia alami.
Sebaliknya, seseorang yang memiliki self-compassion yang baik akan menunjukkan tiga ciri yaitu, pertama ia tidak bersikap menghakimi atas kegagalan dan kesalahannya sendiri.
Kedua, ia mengakui bahwa kegagalan adalah pengalaman manusia bersama dan mengalami kegagalan merupakan hal yang wajar.
Adapun yang ketiga adalah ia mengambil pendekatan yang seimbang terhadap emosi negatif ketika ia gagal atau terpuruk.
Baca juga: 12 Cara Atasi Rasa Sedih Saat Kehilangan Orang yang Dicintai
Ia membiarkan dirinya merasa sedih, tetapi ia tidak membiarkan dirinya terperangkap dalam emosi negatif ataupun pikiran negatif.