Ivermectin termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai antihelmintik yang bekerja dengan melumpuhkan dan membunuh parasit.
Obat ini dianjurkan diminum dalam keadaan perut kosong atau sebelum makan.
Biasanya disarankan sebagai dosis tunggal atau serangkaian dosis, sesuai dengan anjuran dokter.
Namun, dosisnya harus disesuaikan dengan kondisi tiap pasien termasuk pula dalam hal berat badan, kondisi medis, dan respons terhadap pengobatan.
Terlepas dari manfaatnya, obat ini juga memiliki efek samping harus diwaspadai. Sakit kepala, pusing, nyeri otot, mual, atau diare adalah efek tambahan mungkin ditemukan pada sejumlah pengguna obat ini.
Karena itu, kita tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini tanpa arahan dari dokter.
Konsumsi yang berlebihan juga bisa mendatangkan gejala efek samping yang jauh lebih serius dan berbahaya.
Misalnya saja, nyeri leher atau punggung, pembengkakan di berbagai area tubuh yang berbeda, nyeri dada, detak jantung cepat, kejang, kehilangan kesadaran dan kesulitan bernapas.
Baca juga: IDI Sebut Kasus Covid-19 di India Turun Karena Lockdown, Bukan Ivermectin
Hal yang juga kerap dilewatkan oleh banyak orang adalah interaksi yang terjadi antara beberapa jenis obat jika dikonsumsi bersamaan.
Interaksi ini bisa saja membahayakan untuk tubuh.
Ivermectin dapat berinteraksi dengan sejumlah obat lainnya contohnya barbiturat (seperti fenobarbital, butalbital), benzodiazepin (seperti clonazepam, lorazepam), sodium oxybate (GHB), dan asam valproat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.