Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Melupakan Masa Lalu dan Hidup Tanpa Penyesalan

Kompas.com - 30/06/2021, 20:28 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Pinkvilla

KOMPAS.com - Pengalaman kehidupan setiap orang berbeda-beda. Beberapa orang merasa mudah untuk move on setelah melalui pengalaman yang menantang, sementara lainnya merasa sulit melupakan masa lalu.

Pada akhirnya, mereka yang sulit melupakan masa lalu merasakan dampak buruk pada kesehatan mentalnya.

Kejadian signifikan di masa lalu memang bisa meninggalkan luka emosional, yang jika dibiarkan menumpuk dapat menjadi beban emosional.

Melupakan masa lalu bukanlah sesuatu yang mustahil.

Urvashi, seorang pelatih kesejahteraan emosional membagikan sejumlah cara melupakan masa lalu yang dapat dipraktikkan.

Melansir Pinkvilla, ini melibatkan latihan rasa belas diri dan kesadaran (mindfulness) sebagai cara untuk fokus pada saat ini, bukan masa lalu, atau kita juga bisa mencari bantuan profesional untuk mengeksplorasi emosi yang belum terselesaikan.

1. Menerima emosi

Ingatan tentang kejadian di masa lalu bisa memicu emosi yang kuat. Biarkan diri kita merasakan perasaan itu tanpa syarat. Jangan coba melawan atau memperbaikinya.

Ini merupakan langkah penting untuk memproses apa yang terjadi.

Mungkin cara ini memang sulit. Oleh karena itu, kita bisa memilih mengungkapkan perasaan ini di tempat yang aman, seperti menulis lewat jurnal, kepada teman tepercaya, atau kepada terapis dan psikolog.

Baca juga: Memahami Mindfulness dalam Olahraga Lari

2. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab penuh atas emosi yang kita rasakan bisa sangat membantu.

Tapi, ingatlah bahwa ini tidak berarti menyalahkan diri sendiri, melainkan hanya mengakui apa yang terjadi dan mengambil alih tindakan masa lalu.

3. Mempraktikkan mindfulness

Kesadaran diri atau mindfulness adalah hidup di saat ini, tidak berdiam di masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan.

Untuk melakukannya, cobalah melakukan latihan grounding atau meditasi mindfulness selama 10 menit sehari dengan dipandu oleh praktisi.

Membiasakan diri mempraktikkan mindfulness dapat menghentikan otak dari terus-menerus memikirkan hal negatif dan membawa pikiran kembali ke momen saat ini.

Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Meditasi dan Mindfulness

4. Tarik napas dalam

Dengan menarik napas dalam dan menutup mata, kita bisa mencoba masuk ke dalam diri kita dan membawa ketenangan diri.

Tari napas dalam-dalam beberapa kali. Fokus merasakan napas yang kita hirup dan embuskan.

Ketika pikiran masa lalu muncul, biarkan pikiran tersebut ada sebelum mengembalikan fokus kembali ke pernapasan. Cobalah mempraktikkan ini sehari-hari bersama dengan meditasi.

Ilustrasi meditasi di rumah. PEXELS/KAROLINA GRABOWSKA Ilustrasi meditasi di rumah.

5. Latihan belas kasih dan menerima diri

Latihan belas kasih adalah bagaimana memperlakukan diri sendiri dengan kebaikan, perhatian, dan pengampunan yang sama seperti yang kita berikan secara cuma-cuma kepada orang lain.

Ingat, penerimaan ini hanyalah menerima tanpa menghakimi. Waspadalah terhadap penilaian-penilaian negatif yang muncul dari diri kita sendiri.

6. Terbuka untuk memaafkan

Bagi orang-orang yang pernah mengalami pengkhianatan, ketidakadilan, atau pelecehan, topik pengampunan mungjin kontroversial.

Namun, pengampunan tidak berarti memaafkan tindakan berbahaya orang lain atau menerima permintaan maaf mereka.

Pengampunan adalah sebuah pilihan. Itu bisa berarti menghilangkan ingatan atas peristiwa menyakitkan yang kita alami dan melanjutkan hidup.

Ini mungkin melibatkan bagaimana kita memproses rasa sakit emosional, memahami apa yang menyebabkan kejadian itu terjadi, hingga menerima pelajaran yang dicari oleh pikiran kita selama ini dari peristiwa-peristiwa itu.

Memaafkan berarti membebaskan seorang dari tahanan dan menemukan bahwa tahanan itu adalah diri kita sendiri.

Penting untuk diingat bahwa kita bukanlah masa lalu kita, kita bukan kesalahan kita, dan kita bukan apa yang kita lalui.

Bebaskan diri kita dari belenggu yang menahan semuanya. Cobalah berbicara tentang apa yang menyakiti kira di dalam. Ekspresikan emosi yang kita rasakan kepada pelatih, mentor, atau teman yang bisa kita percaya.

Sederhananya, lepaskan emosi itu.

Baca juga: Mengapa Kita Sulit Memaafkan Diri Sendiri

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Pinkvilla
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com