Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Mengajak Anak Mengenal Diri melalui "Art Therapy"

Kompas.com - 01/07/2021, 12:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Wisnubrata

Anak juga diminta untuk menggambar sesuatu di atas atau di bawah jembatan, dan diakhiri mereka harus menggambar dirinya di atas jembatan.

Seperti biasa setelah menggambar, ajaklah anak berdialog tentang apa yang mereka tinggalkan di masa lalu, sebagai sebuah ekspresi kehidupan masa lalunya.

Tanyakan pula apa yang mereka gambar di ujung kanan kertas sebagai sesuatu yang mereka tuju.

Gambar sesuatu di atas dan di bawah kertas dapat melambangkan dukungan atau halangan mereka mencapai tujuan.

Hal ini juga penting untuk ditanyakan untuk melihat bagaimana anak menyadari hambatan mereka selama mencapai tujuan. Tanya pula bagaimana ia mengatasi masalah tersebut.

Letak gambar anak di atas jembatan, mengekspresikan persepsi anak terhadap perjalanan mereka mencapai tujuan mereka, apakah sudah dekat, masih terlalu jauh atau setengah perjalanan.

Ada beberapa yang harus diperhatikan jika orangtua atau pendidik ingin melakukan kegiatan ini pada anak atau siswa.

Pertama, katakan pada anak bahwa ini tidak dinilai sebagai sebuah karya seni yang harus indah atau bagus, karena proses dan kebebasan anak untuk mengekspresikan apa yang mereka pikir dan rasa adalah hal yang penting pada kegiatan ini.

Jika terdapat anak yang tidak mau melakukan kegiatan ini dikarenakan merasa tidak pandai menggambar, sampaikan bahwa kegiatan ini bukan kelas menggambar jadi tidak ada yang menilai apakah gambar anak bagus atau tidak.

Orangtua atau pendidik diharapkan tidak menginterpretasi gambar yang dibuat anak, karena ketika orangtua memberikan interpretasi dikhawatirkan orangtua salah mengartikan karena penilaian subyektif dan memberikan label ada anak.

Ingat label negatif akan tetap diingat anak sepanjang kehidupan mereka.

Ketiga, perbanyaklah dialog Anda sebagai orangtua kepada anak setelah mereka selesai menggambar, karena melalui dialog ini anak belajar menyampaikan pendapatnya dan melatih anak untuk sadar tentang diri yang selama ini tidak disadari.

Keempat, orangtua atau pendidik jangan melakukan penilaian atas apa yang anak katakan atau gambar.

Misalnya biarkan anak menggambar daun warna merah bukan hijau, karena bisa saja ini ada ekspresi perasaan anak atau ini merupakan daya imajinasi atau kreativitas anak.

Biarkan anak mengatakan kalau ia merasa tidak suka dengan gambar yang ia buat.

Dari pada Anda menentang apa yang ia rasakan tentang gambar tersebut, akan lebih baik Anda mengatakan bagian mana yang ia tidak suka dan apa yang akan ia lakukan hingga suka dengan gambar tersebut.

Hal ini lebih berdampak positif pada anak, karena selain anak sadar akan apa yang membuat ia tidak nyaman, Anda sebagai orangtua ikut memahami apa yang dirasakan anak dan mengajak anak untuk mengubah atau mengatasi perasaan tidak nyaman tersebut.

Hal yang paling penting dalam kegiatan art therapy ini adalah mengajak anak untuk mengekspresikan keinginan, harapan, ketakutan, kecemasan, kekuatan dan kelemahan yang selama ini anak rasakan tapi tidak ia sadari, sembunyikan, atau disangkal ke dalam bentuk seni/gambar sehingga anak menjadi sadar tentang dirinya sendiri.

Selamat mencoba bagi para orangtua dan pendidik.

Untung Subroto
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara dan Ketua Indonesian Art Therapy Community

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com