Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Mengajak Anak Mengenal Diri melalui "Art Therapy"

Kompas.com - 01/07/2021, 12:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Wisnubrata

Oleh: Untung Subroto

SEBAGAI orangtua, pernahkah Anda menanyakan kepada putra-putri Anda, fakultas apa yang akan mereka pilih setelah lulus SMA nanti?

Barangkali buah hati Anda tidak mengetahui dengan pasti jurusan yang akan ia pilih. "Masih bingung, karena aku ragu-ragu," mungkin ini jawaban mereka.

Sebagai pendidik pernahkah Anda menanyakan apa kekuatan yang dimiliki oleh siswa Anda, tapi alih-alih menjawab kekuatan, siswa Anda lebih banyak menjabarkan tentang kelemahan yang ia miliki.

Saya jadi ingat, sebagai seorang psikolog klinis yang juga pernah bekerja untuk urusan rekruitmen yang melakukan tugas wawancara pada pencari kerja pemula, beberapa tahun yang lalu.

Ketika diminta untuk menjabarkan apa kekuatan yang dapat ia gunakan dalam bekerja, dan apa kelemahan yang sekiranya dapat menghambat ia dalam bekerja, masih ada saja kandidat yang lebih berapi-api menjelaskan tentang apa yang menjadi kelemahan dibandingkan kekuatan yang dimiliki.

Bahkan ada yang tidak dapat menjelaskan kekuatan yang sesungguhnya dimiliki oleh semua orang.

Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman memberikan materi mengenal diri pada siswa SMA di beberapa tempat di Indonesia dan dilakukan secara daring. 

Ternyata masih ada siswa kelas 12 yang belum tahu jurusan yang akan ia pilih saat kuliah nanti.

Mengenal diri adalah kemampuan seseorang untuk memahami dirinya sendiri, baik mencakup karakter fisik, sifat, termasuk kekuatan dan kelemahan.

Karakter fisik yang dimaksud adalah kemampuan untuk mengenali bentuk tubuh, warna kulit, bagian tubuh yang sering sakit dan sebagainya.

Kemampuan mengenal karakter dan sifat di antaranya kemampuan memahami sifat dasar seseorang misalnya ramah, penolong, tidak sabar dan sebagainya.

Kemampuan ini juga tentu saja dibarengi dengan kemampuan untuk mengenal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki seseorang.

Misalnya bisa saja seseorang memiliki kekuatan dalam aspek kecerdasan tapi sering menunda pekerjaan yang merupakan kelemahan dalam dirinya.

Mengapa kita penting mengenal diri? Karena dengan mengenal diri, seseorang dapat mengenal kenyataan diri, mengetahui tujuan dan peran diri, serta dapat mewujudkan apa yang menjadi keinginan dirinya.

Bahkan, menurut seorang pakar psikologi Carol Diene Ryff, seseorang yang dapat mengenal diri dengan baik, dapat menentukan arah, dan berkembang memenuhi potensi diri agar mencapai kesejahteraan psikologis.

Terdapat berbagai cara untuk mengenal diri, antara lain melalui berbagai macam tes psikologi, misalnya tes kecerdasan, tes minat bakat, tes kemandirian, tes kepemimpinan, tes kepribadian dan lain-lain.

Selain tes ada juga yang dapat dilakukan pendidik dan orangtua dalam rangka mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal diri, diantaranya adalah art therapy.

Bagaimana art therapy dalam hal ini menggambar dapat meningkatkan kemampuan mengenal diri?

Menurut Gussak, DE & Rosal, ML (2016), art therapy adalah sebuah proses kreatif dalam seni untuk memperbaiki, membuat kesejahteraan fisik, emosional, dan mental seseorang menjadi lebih baik.

Art therapy juga dapat membantu proses seseorang mengekspresikan diri ke luar, menyelesaikan konflik dan masalah, membangun keterampilan intrapersonal dan interpersonal, mengatur perilaku, mengurangi tekanan, meningkatkan self esteem hingga meningkatkan kesadaran diri.

Orangtua dan juga pendidik dapat melakukan kegiatan art ini bersama anak dan siswa.

Pada tulisan ini penulis akan menyampaikan 3 kegiatan seni yang bertujuan meningkatkan kemampuan mengenal diri pada anak yang penulis modifikasi dari buku Essential Art Therapy Exercises (Guzman, 2020).

Sebelum dimulia siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan ini, antara lain, kertas gambar (boleh semua ukuran), pensil warna/krayon 12 warna atau cat air dan perlengkapannya, pensil dan penghapus.

Menggambar tameng/perisai

Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk mengajak anak memahami kekuatan yang mereka miliki dan bagaimana menggunakan kekuatan tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau mencapai tujuan mereka.

Mintalah anak untuk menggambar sebuah tameng yang biasa digunakan oleh serdadu atau tokoh hero untuk melindungi diri saat bertemu musuh.

Kemudian bagilah tameng tersebut menjadi 4 bagian untuk menggambarkan kekuatan yang mereka miliki dengan menggunakan pensil lalu beri warna.

Mintalah anak untuk memilih 4 warna yang melambangkan kekuatan mereka tersebut. Setelah gambar selesai dibuat oleh anak, ajaklah anak untuk bercerita tentang gambar kekuatan tersebut dan bagaimana kekuatan yang mereka miliki tersebut digunakan.

Menggambar tiga binatang

Tujuan kegiatan ini adalah mengajak anak untuk memahami kondisi fisik, cara berpikir dan merasa, serta bagaimana mereka mengintegrasikan ketiganya dalam kehidupan sehari-hari.

Mintalah siswa menggambar 3 binatang pada selembar kertas. Binatang pertama adalah bintang yang melambangkan fisik mereka, binatang kedua melambangkan cara mereka berpikir, dan binatang ketiga melambangkan bagaimana mereka merasa.

Setelah diberi warna, anak diperbolehkan untuk menambahkan gambar lain seperti rumput, pohon, danau dan lain-lain.

Lalu ajak anak menceritakan tentang gambar yang mereka buat dan mengapa mereka menggambar bintang tersebut sebagai sebuah simbol fisik, cara berpikir, dan merasa.

Ajak anak mencari kesamaan antara ciri dari bintang yang mereka gambar dengan kondisi mereka sendiri.

Pada bagian terakhir dialog dengan anak, ajak anak berpikir bagaimana mereka membuat ketiga binatang yang mereka gambar tersebut dapat hidup secara harmoni.

Pertanyaan ini penting untuk melihat bagaimana anak mengatur aspek fisik, kognitif dan afektif mereka masing-masing.

Apa yang dilakukan orangtua ketika anak lebih banyak menceritakan kekurangan dari binatang yang ia gambar?

Orangtua atau pendidik perlu mengajak anak menemukan kekuatan dari binatang tersebut.

Misalnya ketika anak menggambarkan cara berpikir mereka seperti kura-kura yang lambat, orangtua atau pendidik dapat mengajak anak menemukan kekuatan kura-kura.

Contohnya, walaupun lambat, kura-kura itu hewan yang punya pelindung yang kuat dan salah satu hewan yang berumur panjang.

Jembatan perjalanan

Tujuan dari aktivitas ini adalah mengajak anak melihat kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, dan bagaimana anak mengatasi kendala dalam mencapai cita-cita mereka.

Mintalah anak menggambar sebuah jembatan dari sisi kiri kertas (awal jembatan) menuju ke sisi kanan kertas (akhir jembatan).

Gambarkan juga sesuatu yang mereka tinggalkan di pangkal jembatan/kiri kertas dan sesuatu yang mereka tuju di sisi kanan kertas/ujung jembatan.

Anak juga diminta untuk menggambar sesuatu di atas atau di bawah jembatan, dan diakhiri mereka harus menggambar dirinya di atas jembatan.

Seperti biasa setelah menggambar, ajaklah anak berdialog tentang apa yang mereka tinggalkan di masa lalu, sebagai sebuah ekspresi kehidupan masa lalunya.

Tanyakan pula apa yang mereka gambar di ujung kanan kertas sebagai sesuatu yang mereka tuju.

Gambar sesuatu di atas dan di bawah kertas dapat melambangkan dukungan atau halangan mereka mencapai tujuan.

Hal ini juga penting untuk ditanyakan untuk melihat bagaimana anak menyadari hambatan mereka selama mencapai tujuan. Tanya pula bagaimana ia mengatasi masalah tersebut.

Letak gambar anak di atas jembatan, mengekspresikan persepsi anak terhadap perjalanan mereka mencapai tujuan mereka, apakah sudah dekat, masih terlalu jauh atau setengah perjalanan.

Ada beberapa yang harus diperhatikan jika orangtua atau pendidik ingin melakukan kegiatan ini pada anak atau siswa.

Pertama, katakan pada anak bahwa ini tidak dinilai sebagai sebuah karya seni yang harus indah atau bagus, karena proses dan kebebasan anak untuk mengekspresikan apa yang mereka pikir dan rasa adalah hal yang penting pada kegiatan ini.

Jika terdapat anak yang tidak mau melakukan kegiatan ini dikarenakan merasa tidak pandai menggambar, sampaikan bahwa kegiatan ini bukan kelas menggambar jadi tidak ada yang menilai apakah gambar anak bagus atau tidak.

Orangtua atau pendidik diharapkan tidak menginterpretasi gambar yang dibuat anak, karena ketika orangtua memberikan interpretasi dikhawatirkan orangtua salah mengartikan karena penilaian subyektif dan memberikan label ada anak.

Ingat label negatif akan tetap diingat anak sepanjang kehidupan mereka.

Ketiga, perbanyaklah dialog Anda sebagai orangtua kepada anak setelah mereka selesai menggambar, karena melalui dialog ini anak belajar menyampaikan pendapatnya dan melatih anak untuk sadar tentang diri yang selama ini tidak disadari.

Keempat, orangtua atau pendidik jangan melakukan penilaian atas apa yang anak katakan atau gambar.

Misalnya biarkan anak menggambar daun warna merah bukan hijau, karena bisa saja ini ada ekspresi perasaan anak atau ini merupakan daya imajinasi atau kreativitas anak.

Biarkan anak mengatakan kalau ia merasa tidak suka dengan gambar yang ia buat.

Dari pada Anda menentang apa yang ia rasakan tentang gambar tersebut, akan lebih baik Anda mengatakan bagian mana yang ia tidak suka dan apa yang akan ia lakukan hingga suka dengan gambar tersebut.

Hal ini lebih berdampak positif pada anak, karena selain anak sadar akan apa yang membuat ia tidak nyaman, Anda sebagai orangtua ikut memahami apa yang dirasakan anak dan mengajak anak untuk mengubah atau mengatasi perasaan tidak nyaman tersebut.

Hal yang paling penting dalam kegiatan art therapy ini adalah mengajak anak untuk mengekspresikan keinginan, harapan, ketakutan, kecemasan, kekuatan dan kelemahan yang selama ini anak rasakan tapi tidak ia sadari, sembunyikan, atau disangkal ke dalam bentuk seni/gambar sehingga anak menjadi sadar tentang dirinya sendiri.

Selamat mencoba bagi para orangtua dan pendidik.

Untung Subroto
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara dan Ketua Indonesian Art Therapy Community

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com