Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ga In Brown Eyed Girls Didenda karena Pakai Propofol, Apa Itu?

Kompas.com - 01/07/2021, 12:21 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Propofol digunakan untuk membuat seseorang tertidur dan menjaga seseorang tetap tertidur selama anestesi umum untuk operasi atau prosedur medis lainnya.

Hal ini digunakan pada orang dewasa dan anak-anak di atas 2 bulan.

Propofol juga digunakan untuk menenangkan pasien yang berada di bawah perawatan kritis dan membutuhkan ventilator mekanik (mesin pernapasan).

Propofol disuntikkan oleh penyedia layanan kesehatan ke dalam vena melalui infus.

Setelah itu, kita akan rileks dan tertidur sangat cepat.

Pernapasan, tekanan darah, kadar oksigen, fungsi ginjal, dan tanda-tanda vital lainnya akan diawasi dengan ketat saat kita berada di bawah pengaruh propofol.

Penggunaan propofol jangka panjang dapat menyebabkan sindrom yang disebut Sindrom Infus Propofol, yang dapat menyebabkan kematian.

Segera sampaikan pada penyedia layanan kesehatan jika mengalami kondisi berikut:

  • Pusing seperti akan pingsan bahkan setelah bangun.
  • Pernapasan lemah atau pendek.
  • Merasakan sakit atau ketidaknyamanan parah di tempat suntik diberikan.

Sementara efek samping umum propofol mungkin termasuk:

  • Gatal atau ruam ringan.
  • Detak jantung cepat atau melambat.
  • Sensasi terbakar atau menyengkat di sekitar tempat suntik.

Baca juga: Apoteker Harus Berperan Aktif Cegah Penyalahgunaan Obat

Lalu, bagaimana jika seseorang mengalami overdosis propofol?

Sebetulnya, kejadian itu cenderung tidak terjadi jika pemberian propofol dilakukan oleh profesional medis.

Di Korea sendiri, menurut the Korea Times, propofol diklasifikasikan sebagai obat psikoaktif pada 2011 dan ilegal untuk penggunaan selain prosedur bedah.

Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan Korea Selatan telah mengingatkan konsekuensi fatal dari penggunaan propofol.

"Kebiasaan penggunaan obat menyebabkan kecanduan dan efek samping yang serius seperti insomnia, depresi, agresi impulsif, halusinasi pendengaran dan visual dan kematian yang tidak disengaja," kata seorang pejabat divisi keamanan obat kementerian.

Pada Mei 2019, kementerian tersebut sebetulnya suddah merevisi peraturan tentang obat-obatan psikotropika.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com