KOMPAS.com - Gaslighting adalah bentuk pelecehan psikologis yang membuat seseorang mempertanyakan persepsinya sendiri, yang dapat membahayakan kesehatan mental si korban.
Biasanya, pelaku berupaya untuk mendapatkan kekuasaan dan kendali -termasuk dengan berbohong, memproyeksikan kekurangan dia kepada orang lain, dan lantas menghindar ketika dikonfrontasi dengan orang lain.
Ini adalah teknik yang kadang-kadang digunakan oleh para narsisis, orang dengan gangguan kepribadian antisosial, peleceh seksual, penipu, politisi, pelaku rasialis, pemimpin sekte, dan bos toksik.
Baca juga: Cara Menghadapi Gaslighting di Lingkungan Kantor
Praktik ini juga ditemukan dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosa, dan pasangan yang selingkuh, atau melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Cara menyadari kita sedang berurusan dengan gaslighter
Di bawah ini adalah lima hal yang biasa dilakukan pelaku gaslighting. Meskipun -memang, penelitian tentang gaslighting masih tergolong jarang.
Sehingga, sebagian besar deskripsi di bawah berangkat dari pengalaman psikolog klinis yang melihat banyak pasien mengalami manipulasi jenis ini.
Umumnya, korban bisa mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma.
Kondisi ini kemudian dapat menciptakan stres psikologis kronis yang mampu merusak kesehatan fisik seiring berjalannya waktu.
Pelaku gaslighting mendapatkan kendali atau menghindari konsekuensi dari perilaku dia dengan menyembunyikan dan mendistorsi informasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.