KOMPAS.com - Munculnya virus corona B.1.617.2 atau varian Delta yang awalnya ditemukan di India membuat kita semakin khawatir karena penularannya lebih cepat.
Bahkan, varian baru ini juga dapat meningkatkan risiko rawat inap yang lebih besar, terutama pada orang-orang dengan penyakit penyerta (komorbid) yang cukup serius.
Nah, belum lama ini, terdapat kasus penularan Covid-19 di Australia karena adanya transmisi kontak sekilas ketika dua orang sedang berpapasan.
Ahli virologi Griffith University, Lara Herrero pun mengatakan, dalam kasus yang terekam di CCTV, virus itu akan bertahan di udara cukup lama sehingga orang yang menghirupnya bisa langsung terinfeksi.
"Sejauh ini data menunjukkan kalau itu bukan virus yang ditemukan di Wuhan. Sebab, virus asli yang ditemukan di Wuhan tidak akan menular secepat itu," ungkapnya.
"Dan strain Alpha memiliki peluang lebih kecil, tetapi Delta jelas terlihat seperti strain yang paling menular sejauh ini," sambung dia.
Baca juga: Varian Delta Menyebar, Ini 5 Cara Jaga Anak dari Infeksi Covid-19
Sementara itu, dalam artikel yang dimuat di Kompas.com pada (3/7/2021), dokter spesialis paru, Dr Erlina Burhan, MSc SpP(K) juga mengungkapkan bahwa varian Delta bisa mengelabui sistem imun tubuh.
"Jadi, kalau ada virus masuk, biasanya otomatis sistem imun kita akan bereaksi melakukan perlawanan," terangnya.
"Namun, virus (varian Delta) ini mengelabui sistem imun kita dan seseorang itu akan menjadi sakit," lanjut dia.
Menurutnya, orang yang sudah memakai masker pun akan mudah jatuh sakit jika menghirup udara yang mengandung virus dari varian Delta tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.